Thursday, March 3, 2016

Terungkap, Ini Motif Dibalik Munculnya Gerakan Jakarta Tanpa Ahok

Aksi Mimbar Rakyat, Jakarta Tanpa Ahok di Tugu Proklamasi, Jakarta. (Lilis Khalisotussurur)
Aksi Mimbar Rakyat, Jakarta Tanpa Ahok di Tugu Proklamasi, Jakarta. (Lilis Khalisotussurur)


Ketua Badan Relawan Jakarta (BRJ) Eqi Edysa mengungkapkan kekecewaannya terhadap sejumlah kebijakan dan kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

“Rumah susun mematikan perekonomian Kampung Pulo. Jadi Ahok Gubernurnya siapa? Bukan rumah warga Jakarta saja yang digusur, tapi tempat cari ekonominya juga digusur,” ujar Eqi dalam Aksi Mimbar Rakyat Jakarta Tanpa Ahok di depan Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa 17 November 2015.

Ia menambahkan kritiknya terhadap Ahok bukan karena etnis atau agamanya. Tapi lebih pada perilaku dan ucapannya. Misalnya dalam kepemimpinan Ahok, yang terlihat menurutnya bukan kewibawaan, kesopanan, dan etika kepemimpinan tapi malah sikap arogansi.

Lalu ia juga menilai dengan kepemimpinan Ahok muncul rasa pesimistis terhadap penyelesaian masalah yang terjadi di DKI Jakarta. Ia mencontohkan sikap Ahok saat menertibkan rumah rakyat untuk pembangunan tanpa ganti rugi di Kampung Pulo dan Rawajati. Penertiban rumah dilakukan dengan mengerahkan Satpol PP, polisi, bahkan tentara.

Permasalahan lain yang dihadapi warga Jakarta yaitu soal penerbitan reklamasi Teluk Jakarta oleh Ahok untuk PT Muara Wisesa Samudra. Reklamasi ini menurutnya berdampak pada kerusakan lingkungan dan ekosistem di Teluk Jakarta. Tak hanya itu, program itu juga mengakibatkan hilangnya budaya dan mata pencaharian rakyat Jakarta sebagai nelayan.

“Maka melalui mimbar rakyat ini kami menyatakan bahwa Basuki Purnama telah melanggar amanat konstitusi, melanggar HAM, membuat resah warga Jakarta, memiskin rakyat Jakarta dan lebih memihak pada pengusaha dalam menjalankan pembangunan. Sudah saatnya Jakarta tanpa Basuki,” ujar Eqi.
sumber: viva.co.id
Share:

0 comments:

Post a Comment

Definition List

Unordered List

Support