Tarot versi Gilded

maka blog ini diberi judul tarot & art. The Gilded Tarot is a digitally drawn and visually sumptous Rider-Waite style tarot from the talented Ciro Marchetti. The 78 card deck is available from Llewellyn as well as in a handmade edition.

Rider-Waite Tarot

The Rider-Waite Tarot is a classic Tarot deck, perhaps the most well-known in the Western world. It is often called the first modern Tarot deck, as the cards drawn by Pamela Colman-Smith and commissioned by Waite were the first to use detailed pictures on the minor arcana cards

A Night Watch

Rembrandt van Rijn

Seni Meracik minuman keras

Para Bartender wanita sedang beradu keahlian meramu koktail

Di Lorong Ku Menatap

Yang ini jelas foto profil saya to

Tuesday, December 26, 2017

Haramkah Mengucapkan Selamat Natal?

Dalam beberapa tahun ini,
semenjak reformasi yang menurut saya kebablasan,
setiap desember selalu berulang masalah yang sama,
pro kontra ucapan selamat natal.
Ini sebenarnya membosankan dan menyebalkan.
Saya biasanya masa bodoh, tapi kali ini saya akan membahasnya.

Semua orang yang beragama katolik dan protestan yang saya kenal, 
100 % tidak ada yang peduli apakah orang yang beragama berbeda mau mengucapkan natal atau tidak.
Tidak penting, tidak masalah.
Kalau diucapkan, ya terima kasih.
Kalau tidak mengucapkan pun yo rapopo.

Lalu kenapa jadi masalah?
Masalah muncul karena ada oknum minoritas yang beragama Islam menggemborkan dan membesarkan ini.

"Maaf, saya tidak bisa mengucapkan selamat natal karena tidak sesuai dengan akidah agama saya."
"Maaf, haram bagi saya untuk mengucapkan selamat natal, tapi saya tetap menghargai agama lain."
Menurut Anda kalimat-kalimat tersebut enak didengar?

"Maaf, saya tidak bisa mengucapkan selamat lebaran karena saya tidak percaya sama nabimu."
Hanya orang tulul yang berkata bahwa kalimat tersebut baik.

Sama halnya dengan kalimat lugas macam ini,
"Maaf, saya tidak bisa mengucapkan hari raya agamamu karena agamamu palsu dan agama saya yang pasti masuk surga."

Bandingkan bila suatu ketika teman anak Anda ngomong macam ini,
"Maaf ya bukan gw ga mau bergaul sama lu, 
papi gw pesen bahwa orang kaya ga bisa gaul sama orang miskin. Tapi gw tetap menghormatimu sebagai teman kok."

Orang yang pincang, tahu bahwa kakinya berbeda, dan itu terlihat.
Orang yang terlahir sebagai orang afrika, tahu bahwa dirinya hitam.
Anak yang berangking buncit di kelas,
tahu bahwa dia tidak sepandai teman-teman di kelas.

Tidak ada masalah dengan perbedaan.
Dia tahu dirinya berbeda, orang lain pun tahu bahwa mereka berbeda.
Sekali lagi tidak ada yang salah dengan itu.

Tapi....
Semua akan menjadi masalah ketika hal berbeda tersebut dipakai sebagai ujaran bermakna peyoratif.
Saya tahu bahwa saya tidak pintar,
tapi akan tidak enak bila orang memanggil saya "bodoh".

Anda punya kaki pincang, senang kalau setiap kali orang panggil Anda pincang?
Tanyalah ke orang negro, nyamankah mereka dipanggil "niger"?
Iya...saya tahu tidak bisa masuk ke sebuah klub elite karena saya miskin, semua orang tahu itu,
dan jadi tidak nyaman ketika mereka, orang-orang kaya itu, meskipun dengan cara manis dan sopan,
selalu mengulang-ulang kalimat yang sama,
"Maaf ya, kami ga berniat menghina, tapi kamu ga bisa masuk klub kami karena kamu miskin.
Maaf ya..."


Orang-orang yang mengucapkan kalimat macam itu sangat perlu belajar humaniora, sopan santun, dan ADAT KETIMURAN YANG ASLI bukan ADAT IMPOR yang diaku sebagai adat timur.

Sialnya oknum-oknum provokator selalu menghembuskan seolah-olah orang Katholik atau Protestan menuntut diucapkan natal sebagai simbol toleransi.

Disintegrasi terjadi bukan karena perbedaan.
Perpecahan diawali dan akhirnya menghancurkan karena ujaran-ujaran peyoratif yang dipolitisir dan terus diulang-ulang.
Pincang, negro, cina lu, dasar miskin, orang tolol, kafir, jangan gaul sama orang jawa, komunis kau, dasar jelek, pesek lu, hitam kau....!!

**
Ucapkan hari raya agama lain bila Anda pikir itu boleh dan layak.
Dan tidak usah ucapkan bila itu tidak sesuai dengan akidahmu tanpa perlu gembar gembor agar kelakuan Anda dimengerti orang beragama lain.

Salam anget


Share:

Friday, December 22, 2017

"Maen Lu Kurang Jauh, Bro..!"

Kawan saya ini dari lahir sampai besar hanya tinggal di suatu kota kecil di Jawa Tengah.
Tidak sekali pun dia pergi jauh ke luar kota.
Alasannya karena tidak ada keperluan dan
tidak perlu juga pergi untuk sekedar liburan.
Akibatnya dia tidak banyak tahu bagaimana kondisi kota selain tempat tinggalnya.

"Maen lu kurang jauh, Bro.."
Hanya sebuah idiom, ketika orang tidak banyak pengetahuan karena dia tinggal dalam tempurung tanpa mau mencoba tahu dan belajar lebih jauh.
Iya...bagai katak dalam tempurung.

Ketika ada orang yang menganggap komunis adalah sama dengan atheis, lalu berkoar-koar di medsos dan merasa bahwa komunis itu jahat dan berdosa,
maen lu kurang jauh, Bro..!!

Ketika ada orang yang ingin mengganti Pancasila dengan paham komunis, padahal di negara asalnya komunis sudah jadi barang basi,
maen lu kurang jauh, Bro..!!

Ketika ada orang yang ingin mengganti Pancasila dengan paham khilafah dan mendukung HTI, padahal di banyak negara Arab justru HTI jadi organisasi terlarang,
maen lu kurang jauh, Bro..!!

Ketika ada orang yang mengkafir-kafirkan orang lain, mengharamkan sesamanya, merasa paling benar dan paling pantas masuk surga gara-gara cuma mendengarkan tukang ceramah provokator plus sedikit baca kitab suci,
maen lu kurang jauh, Bro..!!

Ketika ada orang yang mengatakan konflik Palestina dan Israel itu tentang membela agama,
maen lu kurang jauh, Bro..!!

Ketika ada orang yang sensitif gampang tersulut emosinya lalu marah sambil membawa nama agama macam pentol korek api,
maen lu kurang jauh, Bro..!!

Ketika orang berpikir bahwa bumi itu datar,
lalu mengklaim dan cocoklogi cuma berdasar pada buku kunonya,
maen lu kurang jauh, Bro..!!

Ketika ada orang yang cuma tahu hitam putih, pokoknya aku putih dan paling benar,
sedangkan kamu yang berbeda dari aku pasti hitam dan pasti salah,
maen lu kurang jauh, Bro..!!

Bro,
gurumu tidak selalu benar,
bumi itu bulat,
politik itu soal kepentingan,
Indonesia itu berdasar pancasila,
surga itu bukan cuma milikmu.
Dunia itu warna warni, Bro, tidak cuma hitam putih.
Banyak belajar, banyak baca, Bro.
Banyaklah menggali pengetahuan dari banyak sumber,
lalu analisa, jangan langsung ditelan semua.

Bro,
yuk "jalan-jalan" biar kamu tidak cuma tahu kotamu saja.

Salam anget
Share:

Cek In Lion Air Selalu Berantakan?

Penerbangan pagi ini di terminal 1B Bandara Soetta.
Antrian cek in berantakan. Penumpang berdesakan.
Menumpuk rata di semua counter yang bertulis all flight sehingga tidak jelas kota tujuan dan mana penerbangan yang lebih dulu.

Lalu seorang ibu muda di depan saya menyelutuk dengan suara keras.
"Kok gini ya Lion air handle antrian penumpang.
Gak profesional."
Saya dibelakangnya ikut menyelutuk,
"Lho Lion air memang dari dulu gini,Bu.
Wajar sih sebenarnya, bukan salah mereka.
Salah kita aja udah tau pelayanannya jelek masih terus naik lion."

Mungkin celutuk ibu tersebut akan dijawab pihak Lion,
"Kalau gw kasih pelayanan seadanya aja elo pada repeat order, ngapain pula gw naikin standar pelayanan."
Hmm....Betul juga.

Hidup itu pilihan.
Jika Anda pilih naik maskapai low cost,
maka terimalah segala kekurangannya.

Bila Anda memilih bertahan bekerja di suatu perusahaan,
jangan mengeluh gaji tidak naik-naik.

Kalau Anda sudah memilih menikahinya,
tak perlu disesali dia tidak elok lagi dipandang karena menua.

Seandainya merasa perusahaan menyuruh melakukan sesuatu yang menurut Anda tidak sesuai dengan akidah agama Anda,
tidak usah protes, kalau tidak suka, berhentilah,
keluar dari pekerjaan.

Mau memilih, ya harus terima konsekuensi.
Jangan menuntut dan tidak perlu mengeluh, apalagi berdemo.

Salam anget.
Share:

Bagaimana Cara Menilai Orang Lain?

Bila mendengar suatu nasehat, biasanya yang pertama kali dilihat adalah
siapa Si Pemberi Nasehat itu.
Kalau orangnya "layak" mungkin didengarkan atau setidaknya menjadi bahan pertimbangan.
Sebaliknya, kalau ternyata orang tersebut misalnya tingkat pendidikan atau ekonominya di bawah kita,
nasehatnya hanya menjadi pepesan kosong.
Ya saya yakin, tidak semua dari Anda mempraktekan hal tersebut.

Sama halnya saat Anda begitu membenci seseorang.
Apa pun hal baik yang dilakukannya akan selalu tampak buruk.
Lalu begitu satu hal buruk terjadi, mudah sekali untuk menertawakan dengan nyinyir.
"Tuh kan, gw bilang apa, memang ga becus dia."

Untuk menilai orang lain secara obyektif,
hal terpenting bukan seberapa pintar Anda,
tapi apakah bisa menghilangkan rasa kebencian/ketidaksukaan dan kemudian bersikap adil memberikan apresiasi apa adanya tanpa memandang latar belakang pribadi orang tersebut.

Baik katakanlah baik,
buruk katakanlah buruk tanpa perlu menambahi bumbu provokasi mengajak orang agar sebenci Anda.
Ukurlah dengan timbangan yang proporsional,
sama seperti Anda ingin diukur dan diperlakukan adil oleh orang lain.

Salam anget
Share:

Kamu itu Rindu

Kamu itu hujan,
yang meninggalkan kemarau tanpa pesan.

Kamu itu bintang,
yang tak kuasa kudekap di siang.

Kamu itu lari,
pergi tanpa kembali.

Rindu itu yatim
kamu yang melahirkan
aku yang memelihara....
Share:

Friday, December 8, 2017

Yerusalem Ibukota Israel

Bayangkan bila yang menyuarakan pengakuan "Yerusalem Ibukota Israel" yakni D Trum, adalah Pimpinan Negara sekaligus Pimpinan Agama.
Kebijakannya kemudian dikuatkan dengan dalil-dalil Kitab Suci.
Lalu misalnya langkah selanjutnya adalah menyatakan SESAT siapapun yang menentang kebijakannya sebab itu artinya sama dengan menentang dalil.

Kemudian misalnya lagi untuk menggalang kekuatan dia menggandeng 'Preman Rasis Berjubah' ala Kuklux Klan sambil menggaungkan agitasi SARA,
"Yang nggak setuju kebijakan Trum boleh di persekusi..!!"
atau
"Kamu kristen yang nggak setuju Trum, kalau meninggal nggak boleh didoain di Gereja."
Dan seterusnya.....

Bayangkan dampaknya,
apakah hidup dan dunia Anda akan semakin damai, sejahtera, dan bahagia, atau sebaliknya?

Saya di sini hanya berbicara soal kemungkinan yg bisa saja terjadi,
bukan kepastian, maka bisa juga tidak terjadi.
Yang saya sorot adalah kemungkinan terburuk -  sekedar logika namun juga berpijak pada realita - sebab kalau yang enak-enak dan ideal semua juga siap.

Maka dengan kemungkinan di atas, tak lepas dari sejarah puritanisme agama dan konflik sara, pertanyaan nya adalah:

Masih inginkah Anda hidup dengan mencampur adukan antara politik dan agama dengan dalih Puritanisme Agama dan Rasisme?

- Thomas Pras -
Share:

Sunday, December 3, 2017

Putra Mahkota Kerajaan Inggris Raya Adalah Keturunan Rasulullah

Pangeran Charles, Putra Mahkota Kerajaan Ingris Raya dalam silsilah keturunan nabi Muhammad ini sangat sederhana dan mudah dipahami. Kenapa…? Karena mereka adalah orang orang besar dengan silsilah keturunan Raja yang tentu tertulis dengan sangat rapi oleh keluarga kerajaan. 

Seperti ini sejarahnya: 
Disaat penaklukan Kawasan Cordoba (Spanyol) oleh pasukan panglima perang Islam kesohor bernama Thariq bin Ziyad (705-715 M) dari Bani Umayah. Dalam penaklukan wilayah Spanyol tersebut, selanjutnya pada tahun 1042 M, tersebutlah nama Abu Al-Qasim Muhammad ibn Abbad yang ditunjuk menjadi Raja Seville, Spanyol. Abu Al Qasim ini merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW dari garis putri tersayang Baginda Rasul, Fatimah. 

Salah satu putri Abu al-Qasim ini adalah Zaida. Pada masa masa berikutnya kekuasaan Islam di Eropah mulai mengalami kemunduran. Dan Zaida ini berpindah agama ke Katolik. Ia mengganti nama jadi Isabella. Issabella kemudian dinikahi oleh King Alfonso VI, Raja Spanyol.
Pasangan Raja Alfonso VI dan Isabella melahirkan tiga anak yang kemudian juga beranak-pinak jadi cucu dan cicit. Silsilah ini tentu tercatat sangat rapi karena mereka bukan wong ndeso, mereka adalah keluarga priyayi terhormat dari kerajaan Spanyol.  Ribuan tahun setelah itu, sekitar dua abad kemudian - salah satu cicit Isabella bernama Maria de Padilla melahirkan putra bernama King Peter of Castille yang punya empat anak. Dua di antara anaknya menikah dengan putra-putra Raja Inggris, yakni King Edward III of England. Waktu terus berjalan dan generasi selanjutnya dari Raja King Edward III melahirkan Ratu Elizabeth yang kini adalah Ratu di Kerajaan Inggris Raya. 

Dengan ini kita jadi paham bahwa Penguasa Ingris Raya saat ini, termasuk Pangeran Charles, Pangeran Harri dan Pangeran Wiliam adalah penguasa Inggris keturunan Rasulullah. 

Jadi bolehkah kita memanggil Pangeran Charles dengan Panggilan Habib Charles…?? 
Atau Habib Wiliam untuk Pangeran Wiliam…??


Sumber :

Share:

Benarkah Putra Mahkota Kerajaan Inggris Raya Adalah Keturunan Rasulullah.??

Note:
Diambil dari studi Genekologi - Burke Peerage. 
Link sbb:

Share:

Definition List

Unordered List

Support