Tarot versi Gilded

maka blog ini diberi judul tarot & art. The Gilded Tarot is a digitally drawn and visually sumptous Rider-Waite style tarot from the talented Ciro Marchetti. The 78 card deck is available from Llewellyn as well as in a handmade edition.

Rider-Waite Tarot

The Rider-Waite Tarot is a classic Tarot deck, perhaps the most well-known in the Western world. It is often called the first modern Tarot deck, as the cards drawn by Pamela Colman-Smith and commissioned by Waite were the first to use detailed pictures on the minor arcana cards

A Night Watch

Rembrandt van Rijn

Seni Meracik minuman keras

Para Bartender wanita sedang beradu keahlian meramu koktail

Di Lorong Ku Menatap

Yang ini jelas foto profil saya to

Saturday, January 29, 2011

Hari Minggu yang Sama atau Berbeda?

Hari ini adalah hari minggu yang kesekian dalam hidup kita.
Sering saya menjumpai berbagai salam yang bernada semangat:
"Happy sunday"
"Selamat hari minggu, Tuhan memberkati"
"Met libur"
"Minggu yang indah"
"Met weekend"
Salam-salam tersebut mempunyai makna mendoakan, harapan, bahkan mungkin basa basi.

Demikian kita menyambut Minggu di setiap weekend.
Apakah hari ini seindah minggu kemarin?
Atau apakah hari ini sesuram minggu lalu?
Indahnya hari ini bukan karena kita menghabiskannya bersama orang yg kita sayangi.
Suramnya hari ini bukan karena kita bertemu dengan orang yg tidak tepat.

Indahnya hari ini karena kita berpikir hari ini akan indah dan menciptakannya indah buat kita.
Dan suramnya hari ini karena kita mengawalinya dengan tetap membawa masalah hari kemarin

Mari bersama kita nikmati hari minggu ini, membuatnya jadi indah, dan membagikannya pada orang lain.
(LBP)

Selamat hari minggu
Salam hangat.
Share:

Kiss Me Goodbye

We choose it, win or lose it
Love is never quite the same
I love you, now I've lost you
Don't feel bad, you're not to blame

So kiss me goodbye and I'll try not to cry
All the tears in the world won't change your mind
There's someone new and she's waiting for you
Soon your heart will be leaving me behind
Linger awhile, then I'll go with a smile
Like a friend who just happened to call
For the last time pretend your are mine
My darling, kiss me goodbye

I know now I must go now
Though my heart wants me to stay
That girl is your tomorrow
I belong to yesterday
Share:

Friday, January 28, 2011

Efek Buruk Kecanduan Pornografi

Di dunia kesehatan, menonton film atau gambar porno dikenal dapat membantu meningkatkan kualitas hubungan seksual yang telah menurun. Tapi jangan berlebihan apalagi sampai kecanduan. Pria yang kecanduan, dalam jangka panjang, rentan mendapat masalah seksual.
Studi menunjukkan pria yang memanjakan diri dengan rangsangan visual seperti pornografi, rentan terkena gangguan yang disebut Sexual Attention Deficit Disorder (SADD). Dalam jangka panjang, penderitanya akan sulit memiliki hubungan seksual yang sehat dengan pasangannya. Sebab, stimulus seks hanya dapat dipicu melalui gambar visual atau grafis, bukan wanita sebenarnya.
Pakar kesehatan seksual, Dr Rajan Bhonsle, menjelaskan dampak pornografi dan sejenisnya terhadap hubungan dewasa. SADD dapat ditelusuri dari beberapa sebab utama.
Bentuk eksplisit seperti pornografi, pedofilia, voyeurisme, aktivitas seks lebih dari dua orang dan aktivitas menyimpang lain menimbulkan ketidakpekaan saat bercinta. Dalam jangka panjang, mereka akan sulit merasakan kenikmatan dengan aktivitas seks normal. Sehingga, mereka cenderung merasakan seks menyimpang sebagai kebutuhan agar menjaga rangsangan seks tetap tinggi.
Seperti dikutip Times of India, aktivitas seksual dengan rangsangan gambar atau video porno membuat seseorang sulit bila dirangsang pasangan. Ini pula yang menimbulkan permasalahan dalam pernikahan dalam waktu lama.
Penyebab umum lain SADD adalah hubungan seksual dengan banyak pasangan sebelum menikah. Karena terbiasa dengan banyak pasangan sulit meletupkan gairah seks hanya pada satu pasangan.
Pria kecanduan seks biasanya telah memiliki gambaran tentang bagaimana wanita seharusnya. Dan, pasangan yang tidak sesuai harapannya mungkin menimbulkan kekecewaan yang berpengaruh pada gairah seks. Komunikasi intens akan membantunya lepas dari masalah ini.
Berbeda dari kecanduan umumnya, mengobati kecanduan seksual sangat rumit dan butuh waktu lama. Ada baiknya menjauhkan anak dan remaja dari pornografi sejak dini.
Menurut Bhonsle, ada beberapa cara untuk menanganinya:
- Hilangkan pornografi
Saat gairah memuncak, lebih baik mengenang memori dan sejarah erotis Anda ketimbang sambil melihat gambar atau video porno.
- Dekat dengan pasangan
Saling berbagi fantasi seks dan tak malu bereksperimen membuat gairah fisik dan seksual tetap terjaga.
Share:

Bersikaplah Egois

Pernah merasa gatal?
Tidak ada orang bisa menggaruk dengan enak selain kita sendiri.
Karena kita tahu disebelah mana rasa gatal itu ada.

Dari kecil kita selalu diajari, dalam agama dan norma hidup,
untuk tidak boleh egois,
untuk selalu mengalah dengan orang lain,
mengutamakan kepentingan umum dibanding kepentingan pribadi,
mendahulukan orang lain.

Sekarang saya berkata kepada Anda,
Sekali-sekali dalam hidup Anda : EGOIS lah!!
Sekali dalam sebulan,
sekali dalam dua bulan,
bahkan mungkin sekali dalam setahun,
Anda berhak untuk EGOIS.
Sekali-sekali Anda berhak egois,
menghamburkan uang gaji Anda untuk ke salon, jalan-jalan, membiayai hoby, diskotik, beli barang kesukaan,
pokoknya menyenangkan diri,
tanpa harus memikirkan perlu membagi gaji untuk orang tua yang ditanggung, membayar tagihan keluarga,dll.
Ingat, sekali-sekali, bukan tiap kali....

Seumur hidup kita bekerja mengumpulkan uang, selalu untuk orang lain (keluarga, saudara) bahkan tanpa tahu bagaimana menikmatinya.
Ambil cuti..
Ambil liburan..
Nikmatilah uang Anda..
(LBP)

Salam hangat.
Share:

Thursday, January 27, 2011

Hal Teman Yang Tak Berguna

Anda punya teman yang suka sekali berbohong?
Tegur dia satu kali.
Bila tidak mempan, tegur dia sampai tiga kali.
Bila tidak berubah juga, ambil tindakan tegas.
Tinggalkan dan jauhi dia..!!
Bila Anda sayang dengannya, Anda harus berani "meninggalkannya" demi perubahannya.
Hal ini berlaku pula untuk teman-teman yang menyusahkan Anda, misalnya suka berhutang, sering membuat Anda sakit hati, membuat Anda kepikiran karena kelakuannya,dll.

Anda punya banyak teman.
Tidak rugi kehilangan satu orang teman yang tidak "layak" untuk Anda jadikan teman.
Hidup Anda jalan terus,
jangan menjadi terhambat karena sibuk memikirkan satu orang yang "tidak penting".(LBP)

Salam Anget
Share:

Monday, January 24, 2011

Cara Mendapatkan Uang Dari Penari Striptis

Tiga org sahabat bernama Budi, Theo,dan Benny.
Budi dan Theo anak orang kaya, sedangkan Benny anak orang kurang mampu.
Suatu hari mereka bertiga sepakat pergi menonton tari streaptease.
Pertunjukan semakin panas manakala penari telah melepas bra(BH)nya, sang penari yang tinggal mengenakan CD dtg menghampiri Budi sambil meliuk2 di depan Budi.
Langsung budi mengeluarkan dompetnya dan menyelipkan lima lembar seratus ribuan ke CD penari.
Lalu penari menghampiri Theo dan meliuk2 didpn Theo.
Tak mau kalah Theo segera mengambil dompetnya dan menyelipkan tujuh lembar sertatus ribuan ke CD penari.
Lalu penari menghampiri Benny.
Budi dan Theo berbisik,"Kita lihat mau ngasih tip berapa dia."
Tak berapa lama Benny juga mengeluarkan dompetnya dan mengambil kartu ATM.
Budi dan Theo kebingungan
"Ngapain dia ngluarin ATM??"
ujar siBudi.

Mereka semakin kaget ternyata kartu ATM nya Benny digesekkan kebelahan dada si penari, dan setelah itu Benny mengambil uang yg Budi dan Theo selipkan di CD penari.

=)) =D =))





Share:

Renungan Hidup Maksimal

Beberapa turis dri Eropa yg tengah berada di Afrika,
menjumpai sebuah oase di tengah padang belantara.

Di dekat danau itu banyak batu-batuan & terdapat sebuah papan bertuliskan,
"Yg mengambil batu akan menyesal,
Yg tidak mengambil batu juga akan menyesal !!"

Heran dgn kalimat itu,
ada yg malah tertarik mengambil beberapa butir batu itu untuk melihat apa yg akan terjadi selanjutnya.

Beberapa orang lainnya tidak terlalu menanggapinya.
Jadi mreka tidak mengambil batu itu & lebih tertarik untuk menikmati segarnya air di oase itu.

Setelah kembali ke Eropa,
mereka menyuruh ahli batu untuk memeriksa batu yg mereka bawa itu.

Ternyata batu itu adalah sejenis Safir yg dari luar tampaknya jelek,
tapi didalamnya merupakan permata yg sangat indah & mahal harganya.

Yg tidak membawa batu itu jadi menyesal karna tidak membawanya,
tapi yg membawanya pun akhirnya menyesal karna tidak membawa lebih banyak.

Pesan Moral,
Bukankah hidup manusia serupa seperti cerita diatas?

TUHAN memberikan kehidupan yg sangat
Berharga,
Namun bukankah kita seringkali kurang menghargai waktu hidup ini justru saat kita masih bisa hidup lama?

Hidup ini begitu bernilai,
Jauh lebih bernilai daripada batu Permata.

Itulah sebabnya agar kita tidak menyesal di kemudian hari,
maka kita harus menjalani hidup dgn maksimal.

Bekerja dgn maksimal,
Mengasihi keluarga dgn maksimal,
Berkarya bagi sesama dgn maksimal.

Intinya ketika kita sudah mengusahakan yg terbaik selama hidup ini,
maka kita tidak perlu lagi menyesal di kemudian hari.


"USAHAKAN YG TERBAIK SELAMA KESEMPATAN ITU MASIH ADA !!!"
Share:

Tidak Ada yang Sia-sia

Kadang kita merasa melakukan hal yang sia-sia dalam hidup

Sudah pacaran lama, eh harus putus juga.
Sudah datang jauh-jauh, ternyata orangnya tidak ada.
Sudah susah-susah datang interview, ternyata tidak diterima.
Sudah menunggu dilamar,tapi lamaran tak kunjung datang.
Sudah kerja bener-benar, eh ternyata harus disuruh resign.
Dll.

Percayalah, apapun yang kita lakukan itu bagian dari proses pembelajaran.
Meski tidak ada hasilnya tapi proses "menunggu" dan "melakukan" itu membuat kita belajar "try and error".

Tidak ada yang sia-sia dalam hidup kalau kita melakukannya dengan benar dan tulus.(LBP)


Salam Anget
Share:

Mengemis pada Tuhan

Apa yg Anda pikirkan?
Bila tiba-tiba seorang teman lama yang sudah bertahun-tahun tidak ketemu, datang pada Anda dan meminjam uang dalam jumlah besar? Anda beri?
Mungkin ya,mungkin tidak.
Tapi lebih mungkin tidak.
Anda pasti akan lebih percaya dengan teman baru tapi secara kuantitas lebih sering ketemu.

Sama dengan Tuhan.
Apa yang Tuhan pikir,
Bila Anda lama tidak berdoa/tidak dekat dengan Nya, kemudian tiba-tiba Anda datang berdoa dan minta sesuatu?
Apa akan dikabulkan?

Mungkin ya, mungkin tidak...
Selamat berharap
(LBP)


Salam Anget
Share:

Friday, January 21, 2011

8 Sekuel Film yang Gagal

Tidak semua film box-office layak dibuat sekuelnya. Meski film pertamanya sukses dan mendapat banyak pujian, sekuel film seringkali membuat penonton bertanya-tanya, apa sih gunanya film ini dibuat? Namun dibutakan dengan uang, bisnis film tetap ngotot memproduksi film-film, juga seperti yang berikut ini

Titanic 2
Titanic 2 akan diluncurkan! Apa yang bakal ditampilkan kali ini? Kapalnya kan sudah tenggelam..

Batman and Robin
Tidak ada yang beres dalam film ini., Mulai dari kostum Batman jadul George Clooney hingga si Batgirl Alicia Silverstone, yang berhasil meraih penghargaan aktris terburuk lewat film ini.

Evan Almighty
Setelah menjadikan Jim Carrey Tuhan di Bruce Almighty, pembuat film memutuskan untuk menjadikan Steve Carell (pemain pembantu film pertama) sebagai Noah. Hasilnya? Sejuta lelucon tentang rambut di wajah dan hewan-hewan langka diajak main film.

Indiana Jones And The Kingdom Of The Crystal Skull
Kalau pemeran James Bond saja bisa pensiun, mengapa Indiana Jones tidak? Akui saja, Harrison Ford sudah tidak terlihat seprima dulu dengan jaket kulit dan topi Fedora. Ditambah plot sci-fi yang tak masuk akal, dan lelucon Tarzan, film ini seharusnya tak pernah lahir...

Legally Blonde 2: Red, White & Blonde
Kami sangat ingin tahu kelanjutan hidup Elle Woods (Reese Withespoon) di bidang hukum. Tapi sampai berkarir di Washington DC? Rasanya agak terlalu jauh. Tapi apa yang bisa kita harapkan dari film tentang keinginan Elle mengundang ibu anjing Chihuahua-nya ke kawinannya?

The Pink Panther 2
Setelah gagal di film pertama, Steve Martin tak kapok mengulangi versi tidak lucu dari Inspector Jacques Clouseau. Andy Garcia, Alfred Molina, Emily Mortimer dan John Cleese tampak ketakutan untuk ikut bergabung dalam pembuatan film dari karya terbaik Peter Seller ini.

Harry Potter and the Half Blood Prince
Ini bukan sekuel namun film kelima. Entah karena skenario yang memang sudah jelek, entah yang buat yang gagal, film ini seolah menggambarkan petualangan Harry Potter sebagai sebuah hal yang sia-sia.

Sex and the City 2
Ketika serial ini pertama kali dibuat versi layar lebarnya, kerinduan banyak wanita terhadap Carrie dan kawan-kawan seolah terpuaskan. Kalimat-kalimat menyentil dipadukan dengan semarak warna-warni busana nan gaya.

Tapi ketika film keduanya keluar, rasanya serial TV-nya saja bisa lebih bermakna. Tidak sensitif secara kultural, tidak menyentuh isu-isu yang sering dihadapi wanita, sekuel ini hanya menjadi film guyonan konyol semata, yang terasa terlalu fokus pada busana desainer ternama dan seks.
Share:

BURIED : Berjuang Terkubur Seorang Diri

Storyline:
Terbangun dalam kegelapan pekat, supir truk Amerika yang bekerja sebagai kontraktor di Irak pada tahun 2006 bernama Paul Conroy menyadari ia berada di dalam peti mati kayu yang terkubur. Dengan geretan yang dimilikinya, ia menemukan sebuah Blackberry aktif yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak luar. Namun apakah mereka cukup peduli dengan kondisi Paul yang lokasinya tidak diketahui samasekali? Paul harus menggunakan akalnya sekaligus berpacu dengan waktu sebelum persediaan oksigen mulai menipis.

Nice-to-know:
Syuting film ini hanya menghabiskan waktu 17 hari di sebuah studio di Barcelona dengan menggunakan 7 peti mati yang berbeda-beda dalam prosesnya.

Cast:
Selagi mempersiapkan diri dalam The Green Lantern, Ryan Reynolds bermain dalam sebuah film indie ini sebagai Paul Conroy, supir truk CRT yang terjebak dalam misinya di Irak.
José Luis García Pérez sebagai Jabir
Robert Paterson sebagai Dan Brenner
Stephen Tobolowsky sebagai Alan Davenport
Samantha Mathis sebagai Linda Conroy
Ivana Miño sebagai Pamela Lutti

Director:
Merupakan film panjang kedua bagi Rodrigo Cortés sejauh ini setelah The Contestant (2007).

Comment:
Apakah anda pengidap klaustrofobia? Jika iya, saya sarankan untuk tidak menonton film ini atas dasar apapun juga. Sebab sepanjang 90 menit yang anda saksikan hanyalah dimensi kotak panjang kali lebar sebuah peti mati dengan seorang pria hidup di dalamnya. Anda mungkin bisa mengurut dada karena anda bukanlah pria tersebut. Jika iya, apa yang akan anda lakukan?
Itulah yang ingin disampaikan sutradara Cortés dalam film yang hanya berbujet 3 juta dollar ini. Dan ia dengan pintar memaksimalkan segala sudut ruang peti mati dari berbagai angle kamera dengan lighting yang pas. Acungan jempol juga patut diberikan pada Chris Sparling yang menulis ceritanya dengan sangat brilian dimana segala suspensi dikerahkan secara maksimal untuk tetap menjaga minat penonton untuk tetap mengikuti jalur yang dibuat.
Bagaimana dengan Reynolds? Saya cukup salut dengan pilihannya kali ini karena beresiko tinggi. Tokoh Paul Conroy merupakan nyawa film ini. Dan Reynolds melakukannya dengan gemilang. Segala keterbatasan pendukung dijawabnya dengan ekspresi muka, intonasi suara, kedipan mata, bahasa tubuh yang natural dan tersinkron baik. Kita diajak peduli pada nasibnya walau bisa dibilang ia bukan siapa-siapa yang patut diberikan simpati. Di luar penampakan Reynolds, yang lain mungkin hanya terdengar suaranya saja diiringi dengan suara tembakan, langkah kaki dsb tetapi itu sudah cukup meyakinkan audiens bahwa situasi itu nyata senyata-nyatanya.
Ending Buried yang sedemikian simpel bisa jadi mencengangkan anda semua walaupun tidak seperti yang diharapkan tetapi cukup smart dan provokatif. Hal yang sedikit mengganggu saya adalah pemilihan musik pengiring credit title karena nadanya terkesan mengolok-olok penonton untuk segera bergegas meninggalkan bioskop. Sampai kapanpun, rasanya Buried akan tetap dikenang sebagai film independen panggung milik Cortés dan Reynolds.

Durasi:
95 menit

U.S. Box Office:
$1,028,658 till early Nov 2010

Overall:
7.5 out of 10
Share:

10 Film Terbaik Leonardo DiCaprio

LEONARDO DiCaprio adalah panutan para bintang muda macam Zac Efron dan Chase Crawford. Saat keduanya ditanya secara terpisah jalan karier kebintangan siapa yang jadi contoh, mereka menjawab: Leo. Ya, Leo berhasil meninggalkan reputasinya sebagai aktor idola remaja yang digilai para cewek dan jadi aktor dengan A besar.

Hebatnya, meski bukan lagi aktor yang main di film yang menjual tampangnya, wajah tampan dan imut Leo terus digilai. Masih banyak orang yang semata menonton film demi melihat tampangnya, meski tidak sepenuhnya mengerti (atau suka) dengan film-film Leo yang berkelas Oscar.

Sekarang sedang rilis film teranyar Leo, Inception. Jadi, kini saat yang tepat menengok karier cemerlang Leo, 35 tahun, sambil menilai film-film terbaik apa saja yang dihasilkannya. Boleh kecewa bila film favorit Anda yang dibintangi Leo tak muncul di daftar saya. Tapi, kami sih berharap pilihan saya menyenangkan semua:

10. Titanic (1997)
“YOU jump, I jump remember”; “I’m the king of the world!”; adegan mobil; adegan dilukis telanjang; kapal sudah mau tenggelam, eh masih ada yang asyik main biola. Ah, film ini punya begitu banyak adegan maupun dialog yang dikenang. Semula, film termahal di masanya itu, disangka sebagai film bencana seperti yang sudah-sudah. Tapi, James Cameron piawai merangkainya jadi kisah cinta klasik dua manusia berbeda latar belakang, si kaya dengan si miskin. Ia memilih Kate Winslet dan Leonardo DiCaprio untuk memerankannya. Terbukti, chemistry Jack (Leo) dan Rose (Winslet) amat terasa dan kita kenang hingga kini. Ya, kita tak pernah bosan menonton Titanic utamanya bukan karena penggambaran begitu realis Cameron soal peristiwa kapal tenggelam terbesar sepanjang masa. Melainkan pada kecintaan kita melihat lagi (dan lagi) kisah kasih Jack dan Rose. Bahkan, saat menonton film ini dulu di tahun 1990-an, saya termasuk yang menyangka kapal Titanic menabrak gunung es mestinya bisa dicegah bila anak buah kapal tidak ceroboh melihat dua sejoli berciuman.

9. Revolutionary Road (2008)
BUTUH lebih dari satu dekade untuk mengembalikan Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet ke dalam satu layar bersama. Sejak sukses Titanic sepuluh tahun sebelumnya, Leo dan Winslet telah mengambil jalan masing-masing. Leo mengukuhkan diri sebagai aktor watak, begitupun Winslet sebagai aktris yang kebanyakan main di film-film indie. Revolutionary Road film yang tepat untuk menyatukan mereka di saat keduanya sama-sama jadi aktor dan aktris yang tak lagi menjual tampang ganteng dan cantik, melainkan seni peran. Maka, film ini bukan bagi mereka yang ingin bernostalgia melihat kisah cinta mendayu-dayu seperti tahun ’90-an dulu. Di film dari novel keluaran 1961 ini, Leo dan Winslet jadi pasangan suami-istri yang menghadapi kenyataan kehidupan rumah tangga tidak seindah yang dikira. Di balik kesempurnan yang orang lihat dari luar, ada kebusukan maupun kerapuhan yang bisa berujung putus asa.

8. Gangs of New York (2002)
SELAMA beberapa tahun selepas sukses Titanic, karier Leo boleh dikata mundur. Pada 1998, ia main di The Man in the Iron Mask yang mengecewakan orang, tampil jadi pemeran pendukung di film Woody Allen Celebrity, kemudian jadi pemeran utama di The Beach (2000) yang diemohi banyak kritikus. Dari luar, mudah mengira ia mengambil jalan karier yang salah, tapi ternyata persoalannya ia belum ketemu film yang tepat. Gangs of New York adalah proyek ambisius Martin Scorsese yang disiapkan selama 30 tahun dan melibatkan aktor-aktor besar seperti Daniel Day Lewis (aktor langganan Scorsese), Liam Neeson, Cameron Diaz, selain Leo sendiri. Di antara nama-nama besar aktor watak macam Neeson dan Lewis, Leo ternyata tampil cemerlang dan bikin kepincut Scorsese. Kolaborasi keduanya berlanjut hingga 3 film lagi dan menaikkan kelas Leo bukan lagi sebagai aktor tampan yang menjual tampang, tapi kualitas seni peran. Gangs of New York menandai lompatan karier Leo di dekade 2000-an sebagai aktor watak sepenuhnya.

7. Basketball Diaries (1996)
APA yang bisa dilakukan narkoba pada seorang anak manusia? Tonton Basketball Diaries untuk cari tahu. Di sini, Leo jadi Jim Carroll, seorang penulis puisi dan musisi yang menulis memoar masa mudanya saat diperbudak narkoba. Leo memainkan sosok Jim dengan penampilan terbaik yang dimungkinkan seorang aktor. Sepanjang film kita melihat transformasi Jim dari seorang siswa sekolah Katolik yang bercita-cita jadi pemain basket, tapi kemudian kecanduan narkoba sampai jadi pekerja seks kumuh di stasiun kereta bawah tanah. Ditonton filmnya lagi, memang ada yang kurang. Terutama klimaks yang justru anti-klimaks. Tapi, akting Leo di sini tak bisa diabaikan sebagai salah satu penampilan terbaiknya.

6. The Departed (2006)
FILM ini diisi deretan aktor-aktris yang tampil prima: Jack Nicholson, Matt Damon, Martin Sheen, Alec Baldwin, Mark Wahlberg, Ray Winstone, Fera Farmiga, dan Leo. Maka, sulit mengatakan film ini—yang merupakan remake film Hong Kong Infernal Affairs—berhasil karena Leo seorang. Apalagi sutradaranya Martin Scorsese yang tentu juga punya andil besar atas kualitas film ini (ia dianugerahi Piala Oscar pertamanya sebagai Sutradara Terbaik setelah berkali-kali masuk nominasi). Scorsese memindahkan setting Hong Kong ke Boston dan mempertahankan premis utama: seorang polisi yang menyamar (Leo) jadi anggota gangster, sementara itu gangster juga menaruh mata-mata (Damon) di kepolisian. Orang berdebat terus bagus mana karya Scorsese atau film aslinya yang dibintangi Tony Leung dan Andy Lau (saya suka dua-duanya, by the way!). Toh, kritikus film dan juri Oscar menyukai The Departed.

5. Catch Me if You Can (2002)
FILM ini menandai Leonardo DiCaprio yang come back main film setelah lebih banyak masuk berita karena keseringan pesta. Sepertinya, ia tipe pekerja yang work hard, play hard. Terbukti, lewat garapan Steven Spielberg ini, Leo mampu berakting memperlihatkan lagi wajah imutnya sebagai anak baru lulus SMA Frank Abagnale Jr.. Sebagai Frank, Leo mampu meyakinkan orang (dan kita, penonton) sebagai pilot meski tak pernah belajar terbang; jadi dokter meski tak pernah sekolah kedokteran; dan memasuki dunia hukum tanpa mempelajari ilmu hukum, hingga akhirnya jadi pencetak uang palsu kawakan. Dengan tekun, Frank diburu agen FBI yang diperanka Tom Hanks. Tapi lama-lama kisah kucing memburu tikus itu berubah jadi kedekatan selayaknya kawan lama. Catch Me If You Can mengembalikan Spielberg sebagai pembuat film yang tak melulu bikin serius. Sementara itu, Leo di sini tampil santai dan bersahaja. Ini kali terakhir kita lihat Leo main ceria, tidak murung atau memendam amarah.

4. This Boy’s Life (1993)
BELUM nonton film Leo yang ini? Saya sih menyarankan Anda mennton untuk membuktikan sendiri akting ciamik Leo saat masih belasan tahun. Filmnya bersetting tahun 1950-an dan diangkat dari memoar Tobias Wolff alias Toby. Seorang ibu (Ellen Barkin) dan anaknya, Toby (Leo), berkelana ke bagian Timur Amerika demi penghidupan lebih baik. Mereka terdampar di Seattle dan sang ibu bertemu seorang montir (Robert DeNiro) dan kemudian menikahinya. Sang anak kemudian tahu ayah tirinya tidak sebaik kelihatannya. Kritikus Roger Ebert memuji begini akting Leo: “Toby, dimainkan Leonardo DiCaprio, yang terhitung pendatang baru (ia baru selesai main serial TV Growing Pains dan jadi pemeran utama Critters III). Film ini utamanya sukses karena ia aktor yang baik yang mampu memegang kendali adegannya sendiri saat bersama DeNiro, hingga film ini tetaplah cerita tentang dia, dan tidak diambil alih oleh karakter Dwight (yang dimainkan DeNiro) yang lebih berwarna.” Tuh, semuda itu—belum genap 20 tahun—Leo sudah mampu mengimbangi akting Robert DeNiro.

3. Shutter Island (2010)
SHUTTER Island dibuka dengan ilustrasi musik mencekam mirip suara kapal laut langsir. Sebuah kapal memang berlabuh ke pulau Shutter yang dari jauh sudah kelihatan mencekam. Dua petugas US Marshall, salah satunya Leonardo DiCaprio, ditugasi menyelidiki seorang pasien rumah sakit jiwa untuk penjahat tak waras yang kabur dari pulau itu. Semakin mendalami cerita, kita makin tahu apa yang sebetulnya terjadi. Sekali lagi, Leo menampilkan akting cemerlang. Di awal film, kita dikenalkan pada sosok Leo sang US Marshall, tapi lama-lama kita dipaksa mengikis memori kita pada Leo yang itu. Ah, jika diteruskan, saya akan membocorkan ceritanya. Yang pasti, yang paling mengasyikkan dari film ini memang perubahan karakter Leo. Lewat Shutter Island, Martin Scorsese seolah memberi panggung bagi akting Leo yang makin matang.

2. The Aviator (2004)
ADA anggapan, jika ingin dapat penghargaan macam Oscar atau disukai kritikus film, ambillah peran menantang macam sosok yang punya penyakit mental. Terlalu menggampangkan, memang. Tapi kenyataannya begitu, kok. Banyak aktor mengambil jalan itu. Leonardo satu di antaranya. Lewat The Aviator, ia bekerja untuk kedua kalinya dengan Martin Scorsese, Leo berperan jadi Howard Hughes, mulai dari pengusaha muda, sutradara film ambisius, hingga jutawan yang lama-lama kehilangan akal sehatnya. Leo berakting maksimal sebagai Howard. Ia menunjukkan kegilaan Howard dengan amat baik. Perhatikan wajahnya saat Howard yang takut kuman serba salah di kamar mandi (tangan sudah bersih, tapi harus memegang daun pintu) atau mencuci tangan sampai berdarah. Akting mumpuni Leo mencuri perhatian juri Oscar. Ia masuk daftar nominasi Aktor Terbaik, meski tidak menang.

1. What’s Eating Gilbert Grape (1993)
FILM ini ditempatkan sebagai nomor satu karena dua alasan. Kesatu, ini film Leonardo pertama di mana ia dapat nominasi Oscar. Waktu itu umurnya baru 19 tahun. Yang artinya, sejak muda ia memang aktor cemerlang dan bukan tipe aktor yang mengandalkan wajah ganteng. Kedua, peran sebagai Arnie Grape yang cacat mental bisa jatuh ke lubang yang salah bila tidak dimainkan dengan benar. Bisa saja Leo membawakan karakter itu yang malah jadinya olok-olok. Tapi, Leo justru berhasil membawakannya dengan kedalaman dan sensitivitas yang meninggalkan simpati. Artinya, ia tidak sekedar tampil jadi karakter eksentrik di film indie tahun 1990-an. Sekali lagi, Leo yang lebih muda dan minim pengalaman akting mencuri perhatian di antara karakter-karakter unik lain yang diperankan juga dengan baik oleh aktor lain macam Johnny Depp, Juliette Lewis maupun yang lainnya.
Share:

Tuesday, January 18, 2011

Seminar Trick and Cheat for Beginner

Ingin bisa main sulap?
Menambah kreativitas dan wawasan kamu dengan sulap......

Hadirilah seminar "trick and cheat"  for Beginner
bersama Hans The Magic Actor.
Hanya dengan Rp. 25.000,-  untuk waktu 1 jam
kamu akan mendapat beberapa materi sulap
dan cara mempresentasikannya
dalam pergaulan bersama kerabat, keluarga atau org2 terdekat kamu.

         Hari dan tanggal    :  Kamis, 27 Januari 2011
         Waktu                   :  15.00 - 16.00
         Biaya pendaftaran :  Rp. 25.000,-
         Tempat                 :  C'TU (Corner Tebet Utara)
                                         Jl. Tebet Utara I no.40 Jakarta 12820.

Tempat pendaftaran seminar:
1. Come to Papa, magical gallery
     CTU Tebet , tiap hari pk.16.00 - 22.00
2. Leo Bagus
    mobile : 021 709 303 52
    id YM : knil_leo
3. Hanz The Magic Actor
    id YM : true_it_hanz

TEMPAT TERBATAS...!!! HANYA UNTUK 40 ORANG PENDAFTAR TERCEPAT...
Share:

Monday, January 17, 2011

Yahoo Messenger - Tulisan Tidak Muncul


Saya banyak mendapatkan pertanyaan online, kenapa saat chatting pakai Yahoo Messenger, tulisannya tidak muncul/keluar pada saat kita tekan tombol enter. Ada juga yang mengeluhkan tidak bisa melihat tulisan teman chat kita, padahal kita tahu rekan kita mengetik tulisan, kelihatan di status bar …. is typing a message. Berhubung aku sendiri tidak pernah mengalami masalah itu, agak susah juga mencari solusinya, tapi mungkin ini masalah security yang men-disable scripting di setting Internet Explorer anda. Silakan dicoba cara ini. Cara mengaktifkan scripting kembali: To enable scripting:

  1. Click the "Tools" menu on your Internet Explorer toolbar and select "Internet Options."
  2. Click the "Security" tab.
  3. Click the "Internet (globe) icon" and click the "Custom Level" button.
  4. Scroll down to "Scripting."
  5. Enable the following:
    • Active scripting
    • Allow paste operations via script
    • Scripting of Java applets are all enabled
  6. Click the "OK" button at the bottom of the window.
     
Jika tidak berhasil, coba lagi trik ini:
  • Tekan tombol Windows + R, akan terbuka kotak dialog RUN.
  • Ketik regsvr32 jscript.dll lalu klik OK.
  • Ulangi lagi, kali ini ketik regsvr32 vbscript.dll lalu klik OK.
  • Close YM completely, lalu ulangi login lagi.
Belum berhasil juga?

Coba update Windows script version ke newest version.
Exit all browser windows and chat programs including Yahoo Messenger before installing.


Download Windows Script Version 5.7


Belum Berhasil lagi?

Dengar2 Flash Player juga ikut menyumbang masalah.
Coba upgrade ke newest version.


Download Adobe Flash Player


Masih belum berhasil?
Coba update registry seperti yg diajarkan saudara Sung-sung pada bagian comment di bawah, banyak yang melaporkan berhasil juga.
Masih belum berhasil juga?
hmmm yakin sudah melakukan langkah di atas dengan benar?
Gud Luck!!!!… Smile
Share:

Thursday, January 13, 2011

Saksi Mata Saat Terjadinya Letusan Maha Dahsyat Gunung Krakatau

Tanggal 27 Agustus adalah hari ketika terjadinya letusan dahsyat Krakatau yang sempat menggoncangkan seluruh dunia. Pada tanggal 27 Agustus 1883, bertepatan dengan hari Minggu, dentuman pada pukul 10.02 terdengar di seluruh wilayah Nusantara, bahkan sampai ke Singapura, Australia, Filipina, dan Jepang.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTvLDD5tqS5k5wYzL5suNyh1_Nhvtn5S8tGvfCGCaQfGwYPCzRIx6z5o_f3gCJZF7z07mvH671WE0ekc-BuNMcgm5nUd1bTQSiLsktRh3OZmT7Co3YN1EM8tssRyPUrBFg3yMizJP7_8U/s400/Krakatau.jpg
Bencana yang merupakan salah satu letusan terhebat di dunia itu sempat merenggut sekitar 36.500 jiwa manusia.
Kegiatan dimulai dengan letusan pada tanggal 20 Mei 1883, waktu kawah Perbuatan memuntahkan abu gunung api dan uap air sampai ketinggian 11 km ke udara. Letusan ini walaupun terdengar sampai lebih dari 350 km (sampai Palembang), tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Pada letusan tanggal 27 Agustus itu bebatuan disemburkan setinggi 55.000 m dan gelombang pasang (Tsunami) yang ditimbulkan menyapu bersih 163 desa. Abunya mencapai jarak 5.330 km sepuluh hari kemudian. Kekuatan ledakan Krakatau ini diperkirakan 26 kali lebih besar dari ledakan bom hydrogen terkuat dalam percobaan.

Dikira Meriam Apel

Seorang pengamat di rumahnya di Bogor, pada tanggal 26 Agustus pukul satu siang mendengar suara gemuruh yang tadinya dikira suara guntur di tempat jauh. Lewat pukul setengah tiga siang mulai terdengar letupan pendek, sehingga ia mulai yakin bahwa kegaduhan itu berasal dari kegiatan Krakatau, lebih-lebih sebab suara berasal dari arah barat laut.
Di Batavia gemuruh itu juga dapat didengar, demikian pula di Anyer. Di serang dan Bandung suara-suara itu mulai terdengar pukul tiga.
Seorang bintara Belanda yang ditempatkan di Batavia mengisahkan pengalaman pribadinya. Seperti banyak orang lainnya ia mengira bahwa dunia akan kiamat saat itu.

“Tanggal 26 Agustus itu bertepatan dengan hari Minggu. Sebagai sersan pada batalyon ke-IX di Weltevreden (Jakarta Pusat) hari itu saya diperintahkan bertugas di penjagaan utama di Lapangan Singa. Cuaca terasa sangat menekan. Langit pekat berawan mendung. Waktu hujan mulai menghambur, saya terheran-heran bahwa di samping air juga jatuh butiran-butiran es.”
“Sekitar pukul dua siang terdengar suara gemuruh dari arah barat. Tampaknya seperti ada badai hujan, tetapi diselingi dengan letupan-letupan, sehingga orangpun tahu bahwa itu bukan badai halilintar biasa.”
“Di meja redaksi koran Java Bode orang segera ingat pada gunung Krakatau yang sudah sejak beberapa bulan menunjukkan kegiatan setelah beristirahat selama dua abad. Mereka mengirim pesan kepada koresponden di Anyer, sebuah pelabuhan kecil di tepi Selat Sunda, tempat orang bisa menatap sosok Krakatau dengan jelas pada cuaca cerah. Jawabnya tiba dengan cepat: ‘Disini begitu gelap, sampai tak bisa melihat tangan sendiri.’ Inilah berita terakhir yang dikirimkan dari Anyer…”
“Pukul lima sore gemuruh itu makin menghebat, tapi tidak terlihat kilat. Letusan susul-menyusul lebih kerap, seperti tembakan meriam berat. Dari Lapangan Raja (Merdeka) dan Lapangan Singa (Banteng) terlihat kilatan-kilatan seperti halilintar di ufuk barat, bukan dari atas ke bawah, tetapi dari bawah ke atas. Waktu hari berangsur gelap, di kaki langit sebelah barat masih terlihat pijaran cahaya.”
Sudah menjadi kebiasaan bahwa tiap hari pukul delapan tepat di benteng (Frederik Hendrik, sekarang Mesjid Istiqlal) ditembakkan meriam sebagai isyarat upacara, disusul dengan bunyi terompet yang mewajibkan semua prajurit masuk tangsi. Para penabuh genderang dan peniup terompet batalyon itu sudah siap pada pukul delapan kurang seperempat. Mereka masih merokok santai sebelum mereka berbaris untuk memberikan isyarat itu. Tiba-tiba terdengar tembakan meriam menggelegar, jauh lebih dini daripada biasanya.
Mereka segera berkumpul membentuk barisan dan setelah terompet dibunyikan, mereka berbaris sambil membunyikan genderang dan meniup terompet. Baru saja mereka mencapai asrama ketika meriam yang sebenarnya menggelegar dari dalam benteng. Gunung Krakatau ternyata mengecoh mereka!

Batavia Jadi Dingin

“Sementara itu ‘penembakan’ berlangsung terus. Kadang-kadang bunyinya seperti tembakan salvo beruntun, kilatan-kilatan menyambar-nyambar ke langit. Semua orang tercekam ketakutan. Tiada seorangpun percaya bahwa ada badai mengamuk jauh di sana. Hampir tidak ada orang yang berani tidur malam itu. Banyak yang berkumpul di halaman rumah mereka sambil mengarahkan pandangan mereka ke arah barat dan memperbincangkan kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan gejala alam yang aneh itu. Hanya anak negeri yang tak ragu-ragu: ‘Ada gunung pecah,’ kata mereka.”
“Menjelang tengah malam, tiba perwira piket, Letnan Koehler. Ia mengatakan kepada saya bahwa seluruh kota sedang dalam keadaan panik. Penduduk asli berkumpul di masjid-masjid untuk bersembahyang. Penduduk Belanda tetap terjaga di rumah masing-masing atau pergi ke rumah bola Concordia atau Harmonie untuk saling mencari dukungan dari sesamanya.”

“Menjelang pukul dua pagi rentetan letusan bak tembakan cepat artileri itu mencapai puncaknya. Rumah-rumah batu bergetar dan jendela-jendela bergemerincing. Gelas lampu penerangan jalan jatuh dan bertebaran di tanah, kaca etalase toko pecah, penerangan gas di banyak rumah padam. Sesudah itu ledakan-ledakan mereda, namun dari arah barat masih terdegar suara gemuruh.”
“Kemudian saya merasakan bahwa udara makin menjadi dingin. Dalam beberapa jam saja suhu udara telah menurun sedemikian rupa, sampai saya gemetar kedinginan di pos jaga. Belum pernah di Batavia udara sedingin itu. Waktu saya melihat keluar ternyata seluruh kota diliputi oleh kabut tebal."
"Penerangan jalan di seberang Lapangan Singa tak dapat saya lihat lagi, meskipun saya mendengar dari rekan lain bahwa lampu-lampu masih menyala. Tak lama kemudian ternyata kabut itu bukan kabut biasa, melainkan hujan abu, yang jatuh tak lama setelah lewat tengah malam. Mulanya jarang-jarang, tetapi makin lama makin deras, sehingga segalanya terselimuti oleh kabut abu yang tebal.”
“Pada pukul enam pagi, sesuai peraturan, semua lampu harus dipadamkan, tetapi matahari tidak terbit. Baru sekitar pukul tujuh nampaknya fajar seperti akan menyingsing, tetapi hari itu tak akan menjadi terang. Hawa makin menjadi dingin, sehingga saya memerintahkan anak buah saya untuk mengenakan jas hujan mereka."
"Sementara itu abu turun dengan tiada putus-putusnya. Abu itu ke mana-mana, bangsal jaga juga dilapisi oleh serbuk halus yang berwarna kelabu keputih-putihan. Prajurit jaga yang saya lihat dari jendela sedang mondar-mandir, nampak seperti boneka salju kelabu yang bergerak secara mekanis.”
“Sekitar pukul sembilan pagi ledakan-ledakan dan guruh makin bertambah. Pada pukul sepuluh, hari gelap seperti malam. Lampu-lampu gas dinyalakan kembali. Lapisan abu setebal 15 mm menutupi segala yang ada. Jalan-jalan sunyi senyap, tak ada yang berani menampakkan diri. Saya merasa seorang diri di dunia, di dunia yang tak lama lagi bakal runtuh!”
“Pada pukul 10.40 akhirnya tiba telegram dari Serang, yang isinya memuat sedikit keterangan mengenai penyebab gejala-gejala alam yang mengerikan itu. Pesan itu berbunyi:
‘Kemarin petang Krakatau bergejolak. Bisa didengarkan di sini. Semalam suntuk cahayanya terlihat jelas. Sejak pukul sebelas ledakan-ledakan makin hebat dan tak terputus-putus. Setelah hujan abu deras pagi ini matahari tak tampak, gelapnya seperti pukul setengah tujuh malam. Merak dimusnahkan gelombang pasang. Sekarang di sini sedang hujan kerikil. Tanpa payung kuat tak ada yang berani keluar’.”
“Lewat pukul dua belas, ketika di Batavia masih gelap gulita dan sangat dingin, tersiar berita dari pelabuhan Pasar Ikan dan Tanjung Priok. Sebuah gelombang pasang telah membanjiri kota bagian bawah. Permukaan air dua meter di atas garis normal. Kapal uap Prinses Wilhelmina dicampakkan ke pangkalan, seperti juga kapal Tjiliwoeng yang cerobong asapnya merusak atap kantor pabean."
"Sejumlah kapal motor dan perahu terdampar acak-acakan di Pelabuhan Pasar Ikan, berlumuran lumpur dan abu tebal. Pengungsi mulai mengalir sepanjang jalan raya dengan membawa harta benda yang bisa dijinjing ke arah Weltevreden yang lebih tinggi letaknya. Pada pukul dua dan empat sore datang lagi gelombang pasang, tetapi kali ini tidak setinggi jika dibandingkan yang pertama.”
“Di sebelah barat kini menjadi tenang dan kelam makin berkurang, sehingga matahari mulai nampak sebagai bercak merah kotor pada langit yang kelabu.”
“Pada pukul lima petang saya diganti dan menerima perintah untuk segera menyiapkan suatu pasukan yang akan diberangkatkan ke daerah yang terkena musibah di Sumatra Selatan. Pada saat itu di Batavia tidak seorangpun tahu dengan tepat apa yang sebenarnya terjadi di sebelah barat. Semua hubungan telegram dengan daerah yang terlanda malapetaka terputus.”

Serang Sunyi Mencekam

Kalau di Jakarta, air pasang itu tak mengambil korban terlalu besar, tapi di daerah pantai sebelah barat Jawa Barat yang lebih dekat dengan gunung yang sedang murka itu, akibatnya sangat mengerikan. Di Tangerang, pantai utaranya digenangi sampai sejauh satu hingga satu setengah km dengan meminta korban manusia cukup besar. Sembilan buah desa pantai musnah. Korban di daerah ini tercatat 1.794 orang penduduk asli dan 546 Cina dan Timur Asing lainnya.
Di Serang suara gemuruh mulai terdengar pada pukul 3 siang, hari Minggu. Malamnya terus-menerus tercium bau belerang dan guruh serta kilat terlihat dari arah Krakatau.
Hari Seninnya langit di sebelah barat berwarna kelabu, lalu hujan abu turun tanpa hentinya. Pukul setengah sebelas hari mulai kelam, dan makin menggelap, sehingga hampir tak terlihat apa-apa. Lewat pukul sebelas datang telegram dari Serang bahwa telah terjadi hujan kerikil batu apung, tak lama kemudian hubungan telegram dengan Jakarta terputus.
Setelah hujan kerikil menyusul hujan lumpur, yakni abu basah yang melekat pada daun-daun dan dahan-dahan pohon sehingga kadang-kadang runtuh karena beratnya.
Sekitar pukul 12 hujan lumpur ini berhenti, tetapi abu kering tetap turun. Anehnya, selama itu di Serang tak terdengar letusan-letusan, bahkan suasana sangat sepi mencekam, yang membuat banyak orang makin gugup dan tertekan.
Hewan peliharaan juga makin gelisah, mereka ingin sedekat mungkin dengan manusia di dalam rumah, di dekat lampu. Dengan kekerasan sekalipun hewan-hewan itu tak berhasil diusir.
Setelah pukul dua siang langit mulai terlihat agak terang di sebelah timur, ayam-ayam jantan mulai berkokok. Suara gemuruh mulai terdengar lagi, sedang hujan abu turun terus-menerus dan bau abu belerang menusuk hidung. Pada pukul empat sore lampu-lampu masih dinyalakan.
Surat-surat kabar yang terbit di Batavia tertanggal 28, 31 Agustus, dan 4 September penuh dengan berita-berita tentang malapetaka yang menimpa daerah Banten. Tetapi jarang sekali ada kisah dari saksi mata, sebab tempat-tempat yang letaknya di tepi pantai seperti Merak, Anyer, dan Caringin, hancur luluh dan hanya ada beberapa orang Belanda yang melarikan diri dan tertolong pada saat yang tepat.

Ketika Siuman Semua Gelap

Di Merak seorang pemegang dukumen pada perusahaan pelabuhan bernama E. Pechler merupakan satu-satunya orang Belanda yang lolos. Ia sedang bertugas membawa telegram atasannya untuk dikirimkan ke Batavia lewat Serang. Berita ini mungkin yang terakhir dikirimkan dari Merak.
Isinya laporan kepada Kepala Jawatan Pelabuhan di Betawi, yang menyebutkan bahwa pada hari Minggu tanggal 26 Agustus dan keesokan harinya, sebagian Merak yang lebih rendah letaknya seperti Pecinan dan jalan kereta api tergenangi, jembatan untu kapal berlabuh dan teluk tempat pengambilan batu untuk pelabuhan rusak, jembatan dan derek-derek masih di tempat saat itu, tetapi gerbong-gerbong sudah masuk laut.
Sekitar pukul sembilan pagi Pechler berada di kaki sebuah bukit di luar Merak. Tiba-tiba ia ditimpa hujan lumpur dan badai. Ia melihat gelombang air mendekat, sehingga ia lari tunggang-langgang ke atas sebuah bukit, tapi sebelum ia mencapai puncaknya, ia sudah terkejar air pasang. Apa yang terjadi setelah itu ia tak tahu lagi.
Keesokan harinya ia baru siuman kembali. Tempat sekitarnya sudah kering tetapi ia tak dapat mengenali sekelilingnya karena sangat gelap. Pada hari Selasa ia baru bisa berjalan kembali ke Merak.
Di tengah jalan ia melihat sebuah lokomotif yang rusak parah, sekitar 500 m dari tempat berhentinya. Di Merak ia tidak menemukan apa-apa lagi. Bahkan mayat pun tak dijumpainya, semuanya telah dihanyutkan ke laut.
Di antara petugas pemerintah di Merak hanya Pechler dan seorang insinyur bernama Nieuwenhuis yang selamat, karena sedang berpergian ke Batavia. Waktu insinyur itu kembali ke Merak, rumahnya yang dibangun di atas bukit setinggi 14 m hanya tinggal lantainya saja.

Hujan Deras Batu Apung di Teluk Betung

Anyer dilanda gelombang pasang pada Senin pagi, tanggal 27, sekitar pukul sepuluh pagi. Gelombang ini menyapu bersih pemukiman di tepi pantai itu, sehingga yang tinggal hanyalah benteng, penjara, kediaman Patih dan Wedana.
Dataran sekitar Anyer, yang di belakang tempat itu lebarnya kurang lebih 1 km seakan-akan dicukur gundul. Di dekat pantai bongkahan-bongkahan karang dilemparkan ke darat. Caringin yang berpenduduk padat juga hancur luluh, letaknya di dataran yang lebarnya sekitar 1.500 m, disusul oleh bukit-bukit 50m, tempat sejumlah kecil penduduknya menyelamatkan diri.
http://www.volcano.si.edu/volcanoes/region06/krakatau/krakatau/06kra02f.jpg
Bukan hanya di darat, tetapi di laut lepas Krakatau juga meneror kapal-kapal yang kebetulan berlayar di dekatnya. Penumpang kapal yang melayari Selat Sunda pada hari naas itu tidak dapat melupakan pengalaman dan ketakutan mereka selama hidupnya.
Kapal api Gouverneur Generaal Loudon, dengan nakhoda Lindeman, sebuah kapal Nederland Indische Stoomvaartsmaatschappij (pendahulu KPM) berlayar dari Batavia ke Padang dan Aceh dengan menyinggahi Teluk Betung, Krui, dan Bengkulu. Kapal itu berangkat pada tanggal 26 Agustus pagi hari dari Jakarta. Seorang penumpang kapal itu mengisahkan pengalamannya sebagai berikut:
“Cuaca pagi itu sangat cerah. Siang harinya kami berlabuh di Anyer, sebuah pelabuhan kecil di pantai Banten. Beberapa orang pekerja kasar naik dari pelabuhan ini. Kapal kemudian melanjutkan pelayarannya ke arah Teluk Lampung, melewati Pulau Sangiang dan Tanjung Tua. Di sebelah kiri kapal kami lihat Pulau Rakata dari kejauhan, yang kami singgahi dua bulan yang lalu.”
“Waktu Gunung Krakatau mulai menunjukkan aktifitasnya bulan Mei yang lalu, setelah dua abad beristirahat, perusahaan pemilik kapal Loudon mengadakan suatu tour pariwisata bagi penduduk Batavia. Dengan membayar dua puluh lima gulden kita bisa berlayar ke Pulau Krakatau. Pada waktu itu masih mungkin untuk mendarat ke pulau, bahkan mendaki kawahnya yang mengeluarkan uap putih.”
“Sekarang gunung berapi itu nampaknya jauh lebih gawat. Asap hitam pekat membubung dari kawahnya ke langit biru dan hujan abu halus turun di geladak kapal…”
“Pada pukul 7 petang kami berlabuh di Teluk Betung. Hari amat cepat menjadi gelap, sedang lautpun agaknya makin berombak dan hujan abu makin deras. Kapal Loudon memberi isyarat ke darat agar dikirimi sekoci bagi penumpang yang akan mendarat, tetapi tidak ada jawaban apa-apa. Lalu kapten memerintahkan agar sekoci kapal diturunkan, tetapi gelombang besar tak memungkinkan untuk mencapai darat, sehingga sekoci itu harus kembali lagi.”
“Lampu pelabuhan menyala seperti biasa, tetapi tampaknya ada kejadian-kejadian luar biasa di Teluk Betung. Sekali-sekali terlihat tanda bahaya dari kapal-kapal lain dan terdengar suara kentongan bertalu-talu. Penerangan kota dipadamkan. Sementara itu hujan abu kini berubah menjadi hujan batu apung yang deras…”

Menara Suar Patah Seperti Batang Korek Api

“Dengan rasa kurang enak kami melewatkan malam itu. Air laut makin liar dan ombak-ombak besar mendera lambung kapal tanpa hentinya. Ketika fajar menyingsing kami melihat bahwa Teluk Betung menderita kerusakan cukup parah oleh gelombang pasang."
"Kapal api pemerintah Barouw, terlepas dari jangkarnya dan dihempaskan ke darat. Gudang-gudang dan gedung-gedung pelabuhan lain rusak. Tetapi tak tampak tanda-anda kehidupan di kota kecil itu…”
“Pukul tujuh pagi tiba-tiba kami melihat dinding air melaju ke arah kapal kami. Loudon sempat melakukan manouver untuk menghindar, sehingga gelombang itu mengenai sejajar dengan sisi kapal. Kapal itu menukik hebat, tetapi pada saat bersamaan gelombang itu telah lewat dan Loudon selamat. Kami sempat melihat betapa air pasang itu mendekati, lalu melanda kota Teluk Betung dengan tenaga tak terbendung…”
“Tak lama kemudian masih ada tiga gelombang dahsyat yang menghambur, yang di hadapan mata kami memporak-porandakan segala apa yang ada di pantai. Kami melihat bagaimana menara suar patah seperti batang korek api dan rumah-rumah lenyap digilas gelombang. Kapal Barouw terangkat, kemudian dicampakkan ke darat melewati puncak-puncak pohon nyiur. Yang tadinya Teluk Betung kini hanya air belaka…”
“Di kota itu tentunya ada ribuan orang yang meninggal serentak dan kotanya sendiri seperti dihapuskan dari muka bumi. Semua itu terjadi dengan cepat dan mendadak, sehingga melintas sebelum kita sempat menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Seakan-akan dengan satu gerakan maha kuat dekor latar belakang sebuah sandiwara telah digantikan…”
“Akhirnya Kapten Lindeman memutuskan untuk meninggalkan teluk itu, karena ia beranggapan bahwa keadaannya cukup berbahaya. Kapal menuju ke Anyer dengan tujuan untuk melaporkan malapetaka yang menimpa Teluk Betung."
"Tak lama kemudian kapal sudah berlayar di laut lepas. Walaupun hari masih pagi, cuaca makin menggelap, dan menjelang pukul sepuluh sudah gelap seperti malam. Kegelapan itu bertahan selama delapan belas jam dan selama itu turun hujan lumpur yang menutupi geladak sampai hampir setengah meter.”
http://www.earlham.edu/~bubbmi/Graphics/7246-7289-2-kap8_krakatau.jpg
“Di ruang kemudi nakhoda melihat bahwa kompas menunjukkan gerakan-gerakan yang paling aneh. Di laut terjadi arus-arus kuat, yang selalu berubah arahnya. Udara dicemari oleh gas belerang pekat yang membuat orang sulit bernapas dan beberapa penumpang menderita telinga berdesing."
"Barometer menunjukkan tekanan udara yang sangat tinggi. Kemudian bertiuplah angin kuat yang berkembang menjadi badai. Kapal diombang-ambingkan oleh getaran laut dan gelombang tinggi. Ada saat-saatnya Loudon terancam akan terbalik oleh luapan air yang datang dari samping. Apa saja yang tak terikat kuat dilemparkan ke laut…”

Api Santo Elmo

“Tujuh kali berturut-turut halilintar menghantam tiang utama. Dengan rentetan letupan yang gemeretak, petir itu kadang-kadang seperti bergantungan di atas kapal yang diterangi cahaya mengerikan. Alat pemadam kebakaran disiapkan di geladak, sebab nakhoda khawatir setiap waktu Loudon bisa terbakar.”
“Kecuali halilintar, kami juga menyaksikan gejala alam aneh lainnya, yakni apa yang disebut sebagai api Santo Elmo. Di atas tiang kapal berkali-kali terlihat nyala api kecil-kecil berwarna biru."
"Kelasi-kelasi pribumi mendaki tiang untuk memadamkan ‘api’ itu, tetapi sebelum mereka sampai ke atas gejala itu telah lenyap kemudian terlihat berpindah ke tempat lain. Api biru yang berpindah-pindah itu sungguh merupakan pemandangan yang menyeramkan dan membangunkan bulu kuduk.”
“Antara badai dan ombak besar kami mengalami saat-saat tenang. Tiba-tiba saja semuanya menjadi sunyi senyap dan lautpun licin seperti kaca. Tetapi sepi yang tak wajar ini lebih mencekam daripada gegap gempita ombak dan topan yang harus kami alami. Tak terdengar suara lain, kecuali keluh kesah dan doa para penumpang Indonesia di geladak depan, yang yakin bahwa ajal mereka segera akan sampai.”
“Akhirnya pada malam menjelang tanggal 28 kami melihat sekelumit cahaya membersit dilangit. Seberkas sinar bulan pucat berhasil menembus awan gelap. Ketika itu sekitar pukul empat pagi. Di kapal orang bersorak-sorai gembira dengan rasa syukur dan lega.”
“Memang masih ada batu apung dan abu turun ke geladak, tetapi paling tidak kami bisa melihat sekelilingnya dengan agak jelas. Kami masih berlayar menyusuri pantai Sumatera."
"Nampaknya pantai sangat sunyi. Yang dulunya ditumbuhi pohon-pohon kini hanya tersisa tunggul bekas batangnya yang patah. Laut penuh dengan kayu dan batu apung, yang di pelbagai tempat mengumpul menjadi semacam pulau besar yang menutupi jalan masuk ke Teluk Lampung.”
“Tampang kapal Loudon benar-benar mengejutkan. Ia lebih mirip kapal yang tenggelam sepuluh tahun di dasar laut dan baru diangkat kembali. Kami melayari Selat Sunda dan pagi-pagi sekali Krakatau nampak kembali."
"Sekarang kami baru mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Seluruh pulau itu meledak sampai hancur lebur dan sebagian besar hilang. Dinding kawahnya sama sekali runtuh, kami hanya melihat celah-celah raksasa yang mengeluarkan asap dan uap.”
“Di laut, antara Pulau Sebesi dan Pulau Krakatau yang tadinya masih merupakan jalur pelayaran, kini bermunculan pulau-pulau vulkanik kecil dan berpuluh gosong arang timbul dari permukaan air. Pada delapan tempat tampak asap dikelilingi uap putih dari laut.”
“Dengan lambat kami mendekati pantai jawa. Pemandangan yang terlihat hampir tak terperikan. Segalanya telah diratakan menjadi gurun tak bertuan. Waktu kami berlabuh di Teluk Anyer, kami baru menyadari bahwa pelabuhan kecil itu sudah tidak ada lagi."
"Semuanya telah tersapu bersih, tiada rumah, tiada semak, bahkan tak ada batu yang kelihatan. Hanya sebuah tonggak masih menandai bekas tempat berdirinya mercusuar. Selebihnya tidak ada apa-apa lagi, kehampaan dan kesepian…”
“Yang dulunya merupakan kampung-kampung yang makmur, kini hanya hamparan lumpur kelabu. Sungai penuh dengan puing dan lumpur. Di mana-mana tak nampak tanda-tanda kehidupan…”
“Pulau-pulau di Selat Sunda juga tak luput dari musibah. Pulau Sebesi yang pernah dihuni dua ribu orang, kini hanya tinggal seonggok bukit abu, sampai puncaknya yang hampir lima ratus meter tingginya itu, dan semua tumbuh-tumbuhan tak berbekas. Tak terlihat perahu atau desa lagi. Demikian pula keadaan pulau-pulau lain, Pulau Sebuku dan Pulau Sangiang.”

Hujan Lumpur

“Pada tanggal 29 Agustus kami kembali di Lautan Hindia. Makin ke utara, makin kurang kelihatan akibat malapetaka besar itu. Kemudian di Padang dan beberapa tempat lainnya kami bertemu dengan orang-orang yang mendengar ledakan-ledakan dan gemuruh Krakatau. Yang aneh ialah bahwa kami yang berada di tempat yang paling dekat dengan Krakatau, tidak mendengar dentuman-dentuman itu.”
Itulah kisah seorang penumpang kapal yang melihat malapetaka itu dari jarak jauh. Dari kota Teluk Betung sendiri ada saksi mata yang selamat. Menurut dia gelombang pasang yang pertama tiba tanggal 27 Agustus pagi sekitar pukul setengah tujuh, yang merebahkan lampu pelabuhan, gudang batu bara, gudang di dermaga, dan melemparkan kapal Barouw dari sisi timur bendungan melewati pemecah gelombang sampai ke Kampung Cina.
Gudang garam rusak dan Kampung Kangkung beserta beberapa kampung di pantai lainnya dihanyutkan. Kapal pengangkut garam Marie terguling di teluk, tetapi kemudian dapat tegak kembali.
Orang juga melihat kapal Loudon berlabuh, kemudian berlayar lagi pada pukul tujuh. Langit berwarna kuning kemerah-merahan seperti tembaga, dari arah Krakatau terlihat kilatan-kilatan api, hujan abu turun tiada hentinya, tetapi sekitar pukul delapan keadaannya tenang.
Sementara orang-orang yang sempat mengungsi ke tempat yang tinggi waktu itu masih sempat kembali ke rumah masing-masing untuk menyelamatkan apa saja yang masih bisa diambil, atau untuk melihat keadaan.
Kurang lebih pukul sepuluh tiba-tiba terdengar letusan hebat yang membuat orang terpaku. Suatu pancaran cahaya dan kilat terlihat di arah Krakatau.
Segera setelah letusan itu hari mulai remang-remang. Kerikil batu apung mulai bertaburan. Menjelang pukul sebelas hari gelap seperti malam, hujan abu berubah menjadi hujan lumpur.
Selanjutnya apa yang tepatnya berlangsung, tiada yang tahu, karena yang selamat berlindung di rumah residen dan hanya mendengar deru dan gemuruh sepanjang malam yang disebabkan oleh angin topan yang mematahkan ranting, menumbangkan kayu-kayuan, dan melemparkan lumpur pada kaca-kaca jendela. Para pelarian itu tidak sadar bahwa gelombang pasang sebenarnya sudah mendekati tempat pengungsiannya sejauh 50 m di kaki bukit.
Baru keesokan harinya orang mengetahui betapa besar kehancuran yang terjadi. Seluruh dataran diratakan dengan tanah, tiada rumah maupun pohon yang masih tegak. Yang ada hanya abu, lumpur, puing, kapal ringsek, dan mayat manusia maupun hewan bertebaran di mana-mana. Kapal Barouw sudah tak terlihat lagi.
Baru kemudian kapal yang naas itu ditemukan di lembah Sungai Kuripan, di belakang belokan lembah pada jarak 3.300 m dari tempat berlabuhnya, dan 2.600 m dari Pecinan, tempatnya dicampakkan gelombang pertama pukul setengah tujuh itu.
Sejumlah perahu kandas di tepi lembah, sebuah rambu laut ditemukan di lereng bukit pekuburan. Awak kapal Barouw, mualim pertama Amt dan juru mesin Stolk hilang tak ketahuan rimbanya.
Bagian pantai Sumatera yang terjilat malapetaka Krakatau paling parah, terutama adalah yang letaknya berhadapan dengan Selat Sunda. Misalnya tempat-tempat di tepi Teluk Semangka.

Terjepit Dua Rumah

Seorang Belanda yang mengalami sendiri kedahsyatan letusan Krakatau dan berhasil mempertahankan hidupnya adalah seorang controleur yang ditempatkan di Beneawang, ibukota afdeling Semangka, yang letaknya di Teluk Semangka, Lampung. PLC. Le Sueur, pejabat Belanda itu, melaporkan kepada atasannya dalam sepucuk surat tertanggal 31 Agustus 1883 sebagai berikut :
“Pada hari Minggu sore, menjelang pukul empat, sewaktu saya sedang membaca di serambi belakang rumah saya, tiba-tiba saja terdengar beberapa dentuman yang menyerupai letusan meriam."
"Saya mengira bahwa residen yang menurut rencana akan tiba besok dengan kapal bersenjata pemerintah telah mempercepat jadwal kunjungannya. Saya segera mengumpulkan para kepala adat dan pejabat setempat ke pantai. Tetapi kami tidak melihat ada kapal di laut. Saya segera kembali ke rumah.”

“Baru saja saya sampai di rumah, seorang pesuruh melaporkan bahwa air laut mulai naik dan beberapa kampung di pantai sudah tergenang. Saya segera berangkat lagi untuk menertibkan keadaan di antara rakyat yang mulai panik dan memanggil-manggil nama Allah."
"Saya menyuruh mereka membawa wanita dan anak-anak ke tempat-tempat yang letaknya lebih tinggi. Kemudian air surut lagi dengan cepat, tetapi mulai hujan abu.”
“Sekitar pukul empat pagi saya dibangunkan oleh orang-orang yang memberitakan bahwa di kaki langit terlihat cahaya kemerah-merahan. Saya merasa khawatir…”
“Pukul enam pagi, hari Senin, saya pergi ke pantai. Permukaan air laut jauh lebih rendah dari biasanya. Sementara batu karang yang biasanya tak nampak, kini menjadi kering. Selanjutnya saya mendengar guruh sambung-menyambung, sehingga saya khawatir masih ada hal-hal yang lebih mengerikan yang akan menimpa kami…”
“Setiba di rumah saya menyuruh memanggil Van Zuylen (pembantu saya) untuk menulis rancangan surat kepada residen tentang apa yang terjadi. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat, tetapi cuaca begitu gelap sehingga lampu-lampu masih menyala. Sejurus kemudian kata Van Zuylen: ‘Maaf tuan, untuk sementara saya berhenti menulis saja. Saya merasa gelisah’.”
“Baru saja ia mengatakan itu, tiba-tiba kami mendengar ribut-ribut. Laki-laki, perempuan, dan anak-anak berlarian sambil berteriak: ‘Banjir! Banjir!’. Van Zuylen dan saya segera keluar dan menawari orang-orang itu agar berlindung di rumah saya saja, karena rumah saya terletak di tempat yang agak tinggi dan dibangun di atas tiang. Tetapi tak lama kemudian air pasang kembali ke laut sehingga semuanya tenang kembali…”
“Ketenangan itu tak berlangsung lama: Sejurus kemudian air laut kembali lagi dengan debur dan gemuruh yang menakutkan. Di rumah saya saat itu sudah ada sekitar tiga ratus orang pengungsi. Saya mondar-mandir di antara mereka untuk agak menenangkan mereka."
"Tiba-tiba saya mendengar serambi depan runtuh dan air segera menerjang ke dalam rumah. Saya menganjurkan mereka untuk pindah ke serambi belakang. Baru saja saya mengatakan itu, tiba-tiba seluruh rumah roboh berantakan dan kami semuanya terseret oleh arus air.”
“Setelah itu saya tak tahu lagi apa yang terjadi. Saya berhasil meraih sekerat papan dan mengapung mengikuti aliran air, sampai kaki saya tersangkut sesuatu sehingga papan itu harus saya lepaskan. Setelah itu saya berhasil menggapai beberapa keping atap. Saya berpegangan erat-erat sampai air kembali ke laut dan kaki saya menginjak tanah. Saya menggunakan jas saya untuk melindungi kepala dari hujan lumpur.”
“Di kejauhan saya mendengar suara minta tolong dari laki-laki, perempuan, dan anak-anak, tetapi saya tak berdaya menolong. Saya tak bisa berdiri karena lemas, takut, dan terkejut, lagi pula tak terlihat apa-apa sebab gelap."
"Saya mendengar air datang lagi dengan kuatnya. Saya hanya bisa berdoa sejenak memohon penyelamatan nyawa kami semua sambil menyiapkan diri untuk menghadapi maut."
"Lalu saya dihanyutkan oleh air, diputarkan, lalu dicampakkan dengan kekuatan dahsyat. Saya terjepit di antara dua rumah yang mengapung. Saya tak bisa bernapas lagi rasanya. Saya mengira bahwa ajal saya sudah sampai. Tetapi tiba-tiba kedua rumah itu terpisah lagi. Kemudian Saya mendapat batang pisang yang tak saya lepaskan lagi…”
“Dengan batang pisang itu saya mengapung beberapa lama, berapa lama tepatnya saya tak tahu lagi. Waktu air surut, saya terduduk saja, barangkali sejam lamanya saya di situ tanpa bergerak. Di sekitar saya masih gelap gulita dan hujan lumpur berlangsung terus.”

Kontrolir Berteriak Minta Tolong

“Akhirnya Saya mendengar suara-suara manusia di dekat tempat itu. Saya memanggil, bangkit, lalu mulai berjalan tertatih-tatih dengan mata tertutup lumpur sambil meraba-raba jalan saya. Semua pakaian saya, kecuali baju kain flanel, telah tercabikkan dari badan saya. Saya berjalan dalam keadaan kedinginan di bawah hujan lumpur, tetapi tidak berhasil menemukan orang-orang yang saya dengar suaranya itu.”
“Saya menginjak semak-semak berduri dan kulit saya tercabik oleh duri rotan, sedang saya lebih banyak jatuh bangun daripada berjalan. Akhirnya saya mendengar ada orang berkata dalam bahasa Lampung: ‘Kita tak jauh dari sungai besar.’ Saya mempercepat jalan saya sedapatnya, menyapu lumpur dari mata saya lalu bergegas menuju ke arah suara tadi. Saya bertemu seorang Jawa, seorang Palembang, dan beberapa wanita Jawa.”
“Tak lama kemudian kami melihat cahaya obor dari jauh. Tanpa berhenti saya berteriak : ‘Tolong! Tolong! Saya kontrolir!’ Tetapi agaknya pembawa obor itu tak mendengar suara saya. Beberapa kali kami melihat cahaya itu, tapi kemudian menghilang di dalam kegelapan. Ketika itu semestinya sudah pukul delapan atau sembilan pagi, tetapi masih gelap gulita…”
“Akhirnya ada juga seorang pembawa obor yang datang mendapatkan kami. Saya katakan kepadanya siapa saya, lalu ia mengantarkan saya melewati hutan semak berduri dan mengarungi lumpur ke Kampung Kasugihan, kemudian diteruskan ke Penanggungan."
"Hari sudah pukul delapan malam waktu kami tiba di sana. Di kampung ini saya baru beristirahat sejam ketika kami mendengar gemuruh air, sehingga tempat ini juga masih belum aman. Kami melarikan diri lagi ke arah pegunungan. Setelah dua jam berjalan kami mencapai desa Payung yang terletak di lereng Gunung Tanggamus. Di tempat ini ada yang memberi saya sehelai sarung, sehingga saya berpakaian agak pantas.”
“Mujur bahwa saya mendapat sambutan baik dari kepala desa maupun rakyatnya, sehingga setiap hari saya bisa makan nasi dengan lauk ayam. Pada hari Selasa saya menyuruh orang untuk menyelidiki siapa-siapa yang masih hidup dari tempat-tempat di pantai."
"Hasilnya amat menyedihkan. Hampir seluruh Beneawang musnah. Saya perkirakan korban jiwa di daerah ini ada sekitar seribu orang. Banyak kampung lenyap. Di banyak desa terjadi kelaparan.”
“Mohon dikirim beberapa potong pakaian, sebab saya tak mempunyai apa-apa lagi, juga sepatu dan selop.”

Hujan Batu Apung Membara dan Abu Panas

Menurut laporan resmi, di Beneawang sekitar 250 orang meninggal, termasuk hampir semua pemuka adat daerah itu yang berkumpul untuk menyambut kedatangan Residen. Termasuk Van Zulyen, Klerk Griffier pembantu Le Sueur, satu-satunya orang Belanda yang tewas.
Kampung-kampung di sebelah barat dan timur Teluk Semangka mengalami penghancuran total atau sebagian. Di Tanjungan dan di Tanjung Beringin yang terletak di dekatnya, 327 orang dinyatakan hilang, di Betung yang berdekatan, 244 orang.
http://volcano.oregonstate.edu/vwdocs/volc_images/southeast_asia/indonesia/krakatau_5b.gif
Dari Ketimbang di pantai Teluk Lampung kita ikuti kisah kontrolir Beyerink yang lebih mengenaskan, karena ia pribadi kehilangan seorang anggota keluarganya dalam malapetaka itu.
“Pada Minggu sore, tanggal 26 Agustus itu distrik kami ditimpa hujan abu dan batu apung yang membara. Rakyat melarikan diri dalam suasana panik. Abu yang jatuh itu begitu panasnya, sehingga hampir semua orang menderita luka bakar pada muka, tangan, dan kaki."
"Di antara penduduk yang berjumlah kurang lebih tiga ribu orang yang mengungsi bersama saya ke daerah yang lebih tinggi, paling sedikit ada seribu orang yang meninggal karena luka bakar. Seorang di antara anak saya juga ikut meninggal. Kami terpaksa memakamkannya dalam abu.”
Antar pukul sembilan dan sepuluh malam air mulai menggenangi rumah kontrolir. Ini merupakan dorongan kuat bagi Beyerink untuk mengajak keluarganya yang terdiri atas istrinya dan kedua anaknya yang masih kecil mengungsi ke Kampung Umbul Balak di lereng Gunung Rajabasa.
Semalaman turun hujan kerikil dan abu, hari Minggunya sampai pukul sebelas hujan deras, paginya antara pukul sembilan dan sepuluh jatuh kepingan-kepingan batu apung, ada yang sebesar kepala. Ledakan-ledakan sudah terdengar terus-menerus sejak hari Minggu dan sejak hari Senin tercium bau belerang.
Gelegar letusan terhebat terdengar sekitar pukul sepuluh, disusul segera oleh kegelapan total. Tak lama kemudian mulai turun abu panas, yang rasanya sangat nyeri saat mengenai kulit.
Ini berlangsung kira-kira seperempat jam, mungkin lebih lama, disertai uap belerang yang menyesakkan napas. Sesudah itu turun hujan lumpur, yang melekat pada tubuh seperti lem, tetapi lebih mending daripada abu panas yang mengakibatkan luka-luka bakar.
Lumpur dan abu silih berganti berjatuhan semalam suntuk, mungkin juga sampai Selasa pagi. Selama lima hari Beyerink dengan keluarganya menderita di bawah tempat berteduh yang sederhana, dikelilingi sejumlah besar rakyat yang ikut melarikan diri ke tempat itu.
Mereka semuanya sangat menderita, terutama oleh luka-luka bakar yang tak diobati. Anak terkecil keluarga Beyerink akhirnya meninggal karena luka-lukanya dan keadaan yang menyedihkan itu.
Akhirnya mereka dibebaskan oleh kapal bargas Kedirie yang pada Sabtu pagi, tanggal 31 Agustus membuang sauh di Teluk Kalianda. Nahkoda kapal beserta beberapa anak buahnya melakukan peninjauan ke darat.
Mereka mendengar bahwa kontrolir dan keluarganya mengungsi di Umbul Balak. Mereka bergegas menjemputnya. Dengan bantuan tandu keluarga yang malang itu akhirnya dapat dibawa ke pantai dan hari itu juga Kedirie bertolak ke Jakarta.

Tersangkut Di Pohon

Kapal bargas Kedirie menyelamatkan sejumlah korban, di antaranya seorang kakek yang berumur sekitar enam puluh tahun, bernama Kimas Gemilang, yang kemudian dirawat di rumah sakit umum di Jakarta. Dalam sebuah wawancara dengan harian berbahasa Belanda ia mengisahkan pengalamannya sebagai berikut:
“Pada hari Senin pagi, sekitar pukul enam, saya menuju ke pantai, tak jauh dari rumah saya di Ketimbang. Saya melihat permukaan air laut sangat tinggi, jauh lebih tinggi daripada sehari-hari, tetapi saya tidak melihat gelombang atau hal lain yang mencurigakan."
"Sekitar sepuluh menit kemudian, saya melihat air menggulung dari kejauhan, warnanya hitam dan tingginya menyerupai gunung. Saya hendak melarikan diri, tetapi sudah tak keburu sebab air telah mencapai saya, sehingga saya terseret. Mujurnya, saya tersangkut pada batang pohon besar. Saya memanjat pohon itu sampai ke puncaknya."
"Tak lama sesudah itu air menghilang sama cepatnya seperti tibanya tadi. Setelah lewat lima menit gelombang pasang itu datang kembali. Saya tetap bertengger di pohon, tak berani turun. Sesudah lewat sekitar satu jam air pasang tak kembali lagi, barulah saya perlahan-lahan merosot ke bawah."
"Tetapi saya tak mampu berjalan karena cedera akibat hempasan gelombang tadi. Jadi saya duduk dan rebah di bawah pohon penyelamat itu beberapa hari dan beberapa malam dalam keadaan antara sadar dan tidak, seperti terbius, tanpa mengetahui apa yang terjadi di sekeliling saya."
"Tentu saja selama beberapa hari itu saya tidak makan dan minum sampai suatu pagi, saya sudah tak tahu lagi hari apa, ada seorang Cina menghampiri saya, lalu mengangkat saya ke perahunya. Di tengah laut kami ditolong oleh sebuah kapal api yang membawa saya kemari.”
Demikianlah kisah beberapa saksi mata yang mengalami secara pribadi malapetaka Krakatau itu. Para pengamat waktu itu setelah mengumpulkan data yang diperoleh, menyimpulkan bahwa letusan Krakatau bulan Agustus 1883 itu tidak disertai atau didahului oleh gempa kuat. Di beberapa tempat memang terasa guncangan ringan.

Bulan dan Matahari Berwarna-Warni

Yang meminta korban jiwa maupun kerusakan paling berat adalah air pasang yang melanda pantai-pantai yang berbatasan dengan Selat Sunda dan utara Pulau Jawa. Hanya sebagian kecil korban diakibatkan oleh abu panas, sedang awan panas dan gas beracun tak tercatat.
Dari laporan-laporan ternyata bahwa gelombang pasang itu terjadi tiga kali, yang pertama pada hari Minggu pukul 18.000, pada hari Senin sekitar pukul 06.30, dan pukul 10.30. Gelombang yang terakhir adalah yang terbesar, yang menyebabkan kerusakan paling banyak.
Penghancuran Teluk Betung dan Caringin terutama diakibatkan oleh gelombang yang terakhir itu. Setelah aktif selama 121 hari sejak bulan Mei dan puncak ledakan tanggal 28 Agustus itu akhirnya semuanya menjadi tenang kembali.
Krakatau lenyap seperti ditelan bumi, hampir seluruh belahan utara pulau itu hilang. Yang tinggal hanya bebatuan sepanjang 813 meter. Gunung berapi Danan dan Perbuatan juga raib, dan di tempat itu terbentuk kaldera raksasa yang berdiameter 7,4 km.
Abu halus yang dilontarkan ke angkasa ditiup ke arah barat oleh angin dan keliling dunia dengan kecepatan 121 km tiap jamnya. Setelah enam minggu, dalam bulan Oktober 1883 suatu sabuk debu dan abu halus menyebar sekitar bumi. Hanya dua hari setelah letusan abu halus itu sudah meliputi benua Afrika dan lima belas hari kemudian telah mengitari bumi, mengkibatkan suatu kabut di seluruh daerah khatulistiwa yang menyebar sedikit demi sedikit.
Pada tanggal 30 November kabut itu mencapai Eslandia. Kabut itu menyebabkan pelbagai dampak optik, termasuk senja kala yang gilang-gemilang, matahari dan bulan berwarna, dan munculnya corona. Di banyak tempat di dunia terlihat matahari atau bulan berwarna merah jambu, hijau, biru. Enam bulan setelah letusan Krakatau, penduduk Missouri di Amerika Serikat melihat matahari kuning dengan latar belakang langit hijau.
Ledakan bom atom bukan apa-apa dibandingkan dengan letusan Krakatau. Bom atom pertama yang diledakkan sebagai percobaan di dekat Los Alamos pada tanggal 16 Juni 1945 memancarkan energi sebesar 0,019 Megaton, sedangkan ledakan Krakatau diperkirakan sebesar 410 megaton.
Kekuatan letusan itu setara dengan 21.428 bom atom. Sedangkan korban jiwa yang direnggutnya oleh gelombang pasang merupakan yang tertinggi yang pernah tercatat sampai hari ini. Ini belum terhitung korban tidak langsung yang meninggal oleh penyakit dan kelaparan yang terjadi kemudian. (dari berbagai sumber)
Share:

Wednesday, January 12, 2011

Mengapa Mata Uang Indonesia Disebut Rupiah

Pernah kepikiran kenapa mata uang Indonesia harus Rupiah. Nah, kali ini mari kita bahas ulasan mengenai asal usul rupiah yang notabene menjadi nama mata uang Indonesia.


www.haxims.blogspot.com

Perkataan “rupiah” berasal dari perkataan “Rupee”, satuan mata uang India. Indonesia telah menggunakan mata uang Gulden Belanda dari tahun 1610 hingga 1817. Setelah tahun 1817, dikenalkan mata uang Gulden Hindia Belanda.

www.haxims.blogspot.com

Mata uang rupiah pertama kali diperkenalkan secara resmi pada waktu pendudukan Jepang sewaktu Perang Dunia ke-2, dengan nama rupiah Hindia Belanda. Setelah berakhirnya perang, Bank Jawa (Javaans Bank, selanjutnya menjadi Bank Indonesia) memperkenalkan mata uang rupiah jawa sebagai pengganti.

www.haxims.blogspot.com

Mata uang gulden NICA yang dibuat oleh Sekutu dan beberapa mata uang yang dicetak kumpulan gerilya juga berlaku pada masa itu.

www.haxims.blogspot.com

www.haxims.blogspot.com

Sejak 2 November 1949, empat tahun setelah merdeka, Indonesia menetapkan Rupiah sebagai mata uang kebangsaannya yang baru. Kepulauan Riau dan Irian Barat memiliki variasi rupiah mereka sendiri tetapi penggunaan mereka dibubarkan pada tahun 1964 di Riau dan 1974 di Irian Barat.

Krisis ekonomi Asia tahun 1998 menyebabkan nilai rupiah jatuh sebanyak 35% dan membawa kejatuhan pemerintahan Soeharto.

www.haxims.blogspot.com

Rupiah merupakan mata uang yang boleh ditukar dengan bebas tetapi didagangkan dengan pinalti disebabkan kadar inflasi yang tinggi .
 

Satuan di bawah rupiah

Rupiah memiliki satuan di bawahnya. Pada masa awal kemerdekaan, rupiah disamakan nilainya dengan gulden Hindia Belanda, sehingga dipakai pula satuan-satuan yang lebih kecil yang berlaku di masa kolonial.

www.haxims.blogspot.com

Berikut adalah satuan-satuan yang pernah dipakai namun tidak lagi dipakai karena penurunan nilai rupiah menyebabkan satuan itu tidak bernilai penting.
  • Sen, seperseratus rupiah (ada koin pecahan satu dan lima sen)
  • Cepeng, hepeng, seperempat sen, dari feng, dipakai di kalangan Tionghoa peser, setengah sen.
  • Pincang, satu setengah sen.
  • Gobang atau benggol, dua setengah sen.
  • Ketip / kelip / stuiver (Bld.), lima sen (ada koin pecahannya).
  • Picis, sepuluh sen (ada koin pecahannya).
  • Tali, seperempat rupiah (25 sen, ada koin pecahan 25 dan 50 sen)
  • Terdapat pula satuan uang, yang nilainya adalah sepertiga tali.


Satuan di atas rupiah

Terdapat dua satuan di atas rupiah yang sekarang juga tidak dipakai lagi.
  • Ringgit, dua setengah rupiah (pernah ada koin pecahannya).
  • Kupang, setengah ringgit
Share:

Para Penembak Jitu yang Tercatat Dalam Sejarah Dunia

Berikut ini adalah sejumlah nama-nama penembak jitu dari masa ke masa yang sangat ditakuti dan bahkan mampu mengubah sebuah sejarah.

1. Pembunuh Mayjend John Sedgwick pada Perang Sipil di AS


Pertempuran paling berdarah di AS ini ternyata melahirkan sebuah sejarah sniper dunia, ketika seorang Jenderal karismatik dari Utara yang bernama John Sedgwick tewas diterkam timah panas oleh seorang pasukan Konfederasi dari jarak yang sangat jauh pada waktu itu yaitu, sekitar 1,000 yards (910 m) dalam sebuah pertempuran yang disebut Battle of Spotsylvania Court House, Pada 9 Mei 1864.
 

2. Pembunuh Jenderal Johan Harmen Rudolf Köhler Pada Masa Perang Aceh I


Perang Aceh I yang dipimpin oleh Jenderal Kohler sebenarnya cukup sukses dengan berhasil mencaplok Mesjid kebanggaan rakyat Aceh, yaitu Masjid Raya Baiturrahman.

Namun pada tanggal 14 April 1873 ketika sang jenderal sedang menginspeksi di areal mesjid tersebut, tiba-tiba seorang penembak bangsa Aceh dalam posisi merunduk melepaskan tembakan dari jarak 100 meter dan mengenai jantung sang jenderal.

Beberapa saat kemudian sang jenderal itu tewas. Peristiwa tersebut tentu mengejutkan para pasukan kompeni ini dan akhirnya sang pahlawan si pembunuh jenderal itu gugur diberondong peluru oleh pasukan kompeni.


3. Simo Häyä


Mungkin inilah sniper yang paling terkenal di dunia karena membukukan rekor kill hit yang paling tinggi, yaitu membunuh lebih dari 500 pasukan Rusia dalam periode Winter War tahun 1939-1940.

Julukan bagi si Simo Häyä ini adalah "White Dead" karena tentara Finlandia ini selalu menggunakan baju berwarna putih sebagai kamuflase karena medan pertempurannya di area bersalju. Yang sungguh luar biasa adalah Simo Häyä hanya menggunakan senjata bold action standar tanpa menggunakan teleskop, cukup dengan iron sight ato pisir besi biasa!

Bagi Simo, penggunaan teleskop pada area bersalju justru akan merugikan karena akan memantulkan cahaya dan persembunyian si sniper akan mudah diketahui.


4. Lyudmila Pavlichenko

Kalo soal emansipasi wanita, AS harusnya banyak belajar dari seteru abadinya, Rusia. Ketika wanita AS masih berkutat pada hal-hal dapur dan sejenisnya, wanita Rusia sudah punya pahlawan. Lyudmila Pavlichenko adalah salah satu dari sekian tentara merah wanita Rusia yang bertempur pada era perang dunia kedua.


Yang membuat dia sangat luar biasa adalah kemampuan menembaknya sangat luar biasa, dimana pada masa itu Lyudmila membukukan kill hit sebanyak 309 jiwa, termasuk 36 sniper musuh! Namun sayang, dia terkena serangan mortar dan harus ditarik dari medan pertempuran.

Pada masa pemulihan luka itu, Lyudmila berkunjung ke negara AS dan Kanada dalam rangka propaganda Uni Soviet. Dia pun bertemu dengan Franklin D. Roosevelt di White House dan menjadi warga Rusia yang pertama kali bertemu presiden AS di White House.

Setelah sembuh pun Lyudmila tidak diterjunkan di medan pertempuran lagi, hanya dijadikan instruktur untuk sekolah sniper, hingga perang usai. Ia dianugrahi medali Gold Star of the Hero of the Soviet Union dan wajahnya dijadikan stampel prangko.


5. Vasily Zaytsev

Pernah nonton film yang dibintangi oleh Jude Law yang berjudul 'Enemy At The Gates'? Film ini mengangkat kisah seorang Sniper Top pasukan Uni Soviet yang bernama Vasily Zaytsev. Vasily dianggap sebagai sniper paling berbahaya bukan karena jumlah kill hit (149 kills, 400 yang belum bisa dikonfirmasi), tapi karena duel mautnya dengan sniper top dari Jerman, yaitu Heinz Thorvald.


Duel antar sniper ini kerap kali terjadi di Stalingrad, dimana para sniper ini kerap harus berpindah tempat dari puing satu ke puing yang lain dan kadang harus menggali agar tidak diketahui musuh, yang sangat dikenal dengan sebutan perang tikus (War of the Rats).

Kisah kejayaan Vasily yang dipropagandakan Rusia tentu memaksa Jerman mengirimkan sniper terbaiknya, Heinz Thorvald, untuk menghabisi Vasily. Jerman pun membalas propaganda tersebut dengan propaganda serupa, maka tersiarlah kabar bakal ada pertarungan antar dua sniper tangguh. Mereka pun akhirnya bertemu dan bertempur yang akhirnya dimenangkan oleh Vasily.


6. Francis Pegahmagabow


Pegahmagabow adalah salah satu sniper hebat yang dimiliki oleh Kanada. Pada perang dunia 1, Pegahmagabow yang keturunan aborigin ini mencatatkan kill hit sebanyak 378 kills dan dianggap sebagai salah satu sniper yang paling berbahaya pada masa perang dunia 1.


7. Chuck Mawhinney

Pada perang Vietnam, ada dua nama sniper AS yang sangat terkenal, yaitu Carlos Hathcock dan Chuck Mawhinney. Nama Chuck mungkin tidak seterkenal Carlos Hathcock yang mampu membunuh seorang jenderal Vietnam Utara, tapi bila dilihat dari jumlah kill hit yang dikumpulkan Hathcock harus angkat topi kepada Mawhinney dengan membukukan rekor 103 kills, sedangkan Hathcock hanya membukukan 93 kills.

http://www.scottlevy.net/imgs/16b.jpg

Namun demikian, si Mawhinney tidak ingin terlalu mengekspose hal tersebut dan lebih memilih hidup tenang dan melupkan semua kenangan tentang Vietnam.

Ini gambar senapan yang dipakai oleh Mawhinney dalam Perang Vietnam


8. Carlos Hathcock

Kehebatan dan bakat alamnya sangat mengagumkan. Biasanya bila seorang sniper selalu ditemani oleh satu orang spotter yang bertugas sebagai asisten dan pengukur jarak tembak bagi sniper. Namun Hathcock mampu bekerja sendirian ketika mendapat tugas untuk membunuh seorang jenderal Vietnam Utara sendirian di sarang musuh!


Selain itu, Hathcock mempelopori penggunaan senapan kaliber 0.5 inchi sebagai senjata sniper jarak jauh. Yaitu dengan memodifikasi .50-caliber M2 Browning Machine Gun sebagai senjata sniper dengan menempatkan teleskop di atasnya, dan memecahkan rekor menembak mati seorang vietkong sejauh 2.500 yards ato sekitar 2.275 meter!

Dari sinilah muncul pemikiran untuk melahirkan senapan kelas berat (heavy sniper rifle) untuk jarak yang sangat jauh maupun untuk menembak obyek berat seperti ranpur (kendaraan tempur). Jadi bisa dikatakan nama Hathcock sangat melegenda diantara para sniper dunia.


9. Rob Furlong

Berpuluh-puluh tahun rekor menembak jauh Hathcock tidak tergoyahkan, akhirnya rekor lama ini dipecahkan oleh seorang Sniper dari Kanada, Rob Furlong, ketika dia dan bersama rekannya di medan ganas Afghanistan pada operasi berjuluk Anaconda pada tahun 2000.

http://listverse.files.wordpress.com/2009/11/925928-tm.jpg

Tepatnya di lembah Shah-i-Kot, Furlong berhasil merubuhkan seorang pengamat mortir Al-Qaeda dari jarak yang sangat jauh, yaitu 2.430 meter (2.657 yd / 1.509 miles).
Share:

Orang Bisa Berjalan di Atas Api Tanpa Luka Bakar Serius

Aksi atau permainan berjalan di atas bara api tanpa mengalami luka sudah sering kita lihat. Ada dugaan orang-orang yang melakukan itu menggunakan sihir karena tubuhnya tidak hangus berjalan di atas api. Tapi ada penjelasan ilmiah kenapa seseorang bisa berjalan di atas bara api tanpa terbakar?

Yang pertama, kebanyakan aksi berjalan di atas api mengggunakan api yang berasal dari potongan kayu. Potongan-potongan kayu ini terdiri dari banyak senyawa karbon, beberapa molekul organiknya mudah menguap termasuk menguapkan air.

Molekul organik ini akan mudah untuk menguap jika dipanaskan, karena panas yang dikeluarkan oleh api akan menguapkan semua senyawa organik volatil (mudah menguap) dan juga air. Sehingga yang didapatkan hanya senyawa karbon yang hampir murni dan karbon adalah merupakan salah satu unsur yang ringan.

Struktur dari karbon ringan merupakan penghantar panas yang buruk, sehingga dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk mentransfer panas dari bara ke kulit seseorang.

Tapi jika bara yang dihasilkan berasal dari bahan logam, maka perpindahan panas akan terjadi dalam waktu seketika dan seseorang akan mendapatkan luka bakar parah.

Kedua, abu yang dihasilkan dari proses pembakaran juga bisa bertindak sebagai penghambat panas atau lapisan isolator, sehingga perpindahan panas ke kulit seseorang akan menjadi lebih lambat.

Bukan berarti tidak mungkin terbakar sama sekali, karena perpindahan panas masih bisa terjadi. Jika seseorang berdiri diam di atas bara selama beberapa waktu, maka orang tersebut pasti akan mendapatkan luka bakar yang cukup serius.

Namun jika seseorang membatasi kontak kulitnya dengan bara api misalnya dalam jangka waktu yang sangat singkat atau berjalan dengan cepat, maka kaki tidak akan mendapatkan panas yang cukup untuk membakar kulitnya.

Itulah kenapa aksi-aksi berjalan di atas api memang tidak membuat seseorang terbakar. Tapi memang tidak mudah melakukannya dan dibutuhkan keahlian tertentu. Luka bakar sendiri akan terjadi jika tubuh terpapar oleh suatu zat yang bersuhu tinggi dan salah satu penyebab utama kecelakaan luka bakar adalah terpapar api.

Berdasarkan derajat kerusakan jaringan, maka luka bakar dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu:
  • Luka bakar derajat 1, yakni kerusakan pada lapisan epidermis yang ditandai dengan bengkak ringan di daerah tersebut, kulit kemerahan dan luka lecet.
  • Luka bakar derajat 2, yakni kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis (lapisan kulit yang lebih dalam), timbul rasa nyeri, infeksi dan terkadang dehidrasi.
  • Luka bakar derajat 3, yakni kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis, mengenai lapisan otot dan tulang serta terjadi infeksi.
Share:

Definition List

Unordered List

Support