Monday, May 7, 2018

Tagar #2019gantipresiden Adalah Makar?

Tagar "2019 ganti presiden" sedang ramai didengungkan.
Konon pencetusnya adalah kader PKS, Mardani Ali Sera.
Tagar balasanya "2019 tetap jokowi" pun tidak mau kalah ikut dipopulerkan.

Satu golongan radikal selalu memunculkan antinya di sisi lain yang juga radikal
dengan versi berbeda.
Satu sisi orang begitu membenci,
diseberangnya pasti muncul juga yang begitu mencintai.
Begitu pula sebaliknya.
Hater dan lover tidak akan pernah memandang sesuatu atau seseorang secara obyektif.

Pro kontra  #2019gantipresiden
ada beberapa perspektif yang muncul mengenai tagar ini

1. Usaha Makar
Jokowi masih presiden sah NKRI yang terpilih secara konstitusional.
Mendengungkan tagar ini bukan pelanggaran hukum.
Tapi ketika mulai menghimpun kekuatan massa untuk mendukungnya, akan mempunyai potensi dianggap makar.
Beberapa negara melakukan tindakan represif terhadap gerakan semacam ini.
Apakah pemerintahan Jokowi akan melakukan tindakan serupa?
Kita lihat saja nanti.

2. Upaya Kampanye
Mendekati Pemilu 2019, banyak praktisi politik melakukan lobi di tingkat legislatif, eksekutif, dan kostituen.
Tujuannya agar mendapatkan dukungan dan suara.
#2019gantipresiden dianggap sebagai bagian dari usaha kampanye.
Tapi ini kurang tepat, karena saat ini bukan masa kampanye.
Kalau mau ganti presiden, diganti oleh siapa, karena sampai saat ini belum ada deklarasi resmi capres dan wapres.

3. Bagian dari Demokrasi
Perspektif ini menurut saya yang paling masuk akal.
Era reformasi berusaha meletakkan demokrasi pada tempatnya,
yaitu kebebasan dalam berpikir, berbicara, berpendapat dan berserikat.
Maka #2019ganti presiden adalah bagian dari dinamika demokrasi negri ini.
Ketika tagar ini bebas dikumandangkan dan digunakan untuk mengumpulkan massa,
ini menunjukan bahwa rezim ini adalah bukan rezim otoriter.
Bayangkan bila ini dilakukan pada masa orde baru.
Baru berpikir saja, Anda sudah ditangkap.
Sedikit vokal dan bertingkah, masuk sel.
Berusaha menggalang massa terang-terangan, bisa diculik atau ditembak PETRUS.

Saya sebagai warga negara yang berpikir bebas kelak,
obyektif tanpa pretensi,
lebih memilih perspektif ketiga.
Ini era reformasi, bersyukurlah Anda masih hidup untuk menikmatinya.
Anda bebas berpikir dan bersuara apa saja.
Jangankan #2019gantipresiden,
mau #2019gantiistri
atau #2019gantigebetan pun boleh.
Yang penting jangan hoax, fitnah,
jangan gontok-gontokan.
Ini bukti bahwa REZIM ini BUKAN rezim otoriter.

Damai itu indah,
lebih indah lagi kalau damai dan banyak duit,
semakin indah lagi kalau damai, banyak duit, dan banyak gebetan...
Eh....

Salam anget
Share:

0 comments:

Post a Comment

Definition List

Unordered List

Support