Bayangkan bila yang menyuarakan pengakuan "Yerusalem Ibukota Israel" yakni D Trum, adalah Pimpinan Negara sekaligus Pimpinan Agama.
Kebijakannya kemudian dikuatkan dengan dalil-dalil Kitab Suci.
Lalu misalnya langkah selanjutnya adalah menyatakan SESAT siapapun yang menentang kebijakannya sebab itu artinya sama dengan menentang dalil.
Kemudian misalnya lagi untuk menggalang kekuatan dia menggandeng 'Preman Rasis Berjubah' ala Kuklux Klan sambil menggaungkan agitasi SARA,
"Yang nggak setuju kebijakan Trum boleh di persekusi..!!"
atau
"Kamu kristen yang nggak setuju Trum, kalau meninggal nggak boleh didoain di Gereja."
Dan seterusnya.....
Bayangkan dampaknya,
apakah hidup dan dunia Anda akan semakin damai, sejahtera, dan bahagia, atau sebaliknya?
Saya di sini hanya berbicara soal kemungkinan yg bisa saja terjadi,
bukan kepastian, maka bisa juga tidak terjadi.
Yang saya sorot adalah kemungkinan terburuk - sekedar logika namun juga berpijak pada realita - sebab kalau yang enak-enak dan ideal semua juga siap.
Maka dengan kemungkinan di atas, tak lepas dari sejarah puritanisme agama dan konflik sara, pertanyaan nya adalah:
Masih inginkah Anda hidup dengan mencampur adukan antara politik dan agama dengan dalih Puritanisme Agama dan Rasisme?
- Thomas Pras -
0 comments:
Post a Comment