Sunday, June 16, 2013

Habis Manis Sepah Dibuang?

Bilang mendengar pepatah ini, yang terbesit di pikiran biasanya berarti suatu tindakan buruk yang menyakiti orang lain,
meninggalkan kekasih setelah dapat yang baru,
meninggalkan suami yang jatuh miskin,
melupakan jasa orang,
meninggalkan seseorang setelah bosan.

Boleh jadi maknanya memang seperti itu.
Pada prakteknya, ampas tebu yang sudah diperas atau dikunyah pasti dibuang.
Sepah atau sisa memang tidak bisa lagi diambil sari manisnya.

Saya tidak suka dengan peribahasa itu. Tidak enak didengar.
Apalagi bila ada orang yang notabene banyak jasanya pada saya, mengatai saya seperti itu.

Habis manisnya, maka sepahnya tidak bisa digunakan lagi karena sudah tidak manis.
Tapi toh bisa didaur ulang ampas ini agar tetap "menghasilkan".
Tidak harus rasa manis, bisa juga rasa gurih atau rasa yang lain.

Begitu pula bila Anda bosan dengan pasangan Anda,
rekan kerja yang sudah tidak bisa dimanfaatkan,
suami yang sudah tidak kaya lagi,
tinggalkan saja mereka.
Itu bila Anda nyaman dengan predikat "habis manis sepah dibuang".
Itu bila nurani Anda sudah tidak ada lagi.

Tetapi bila tidak, daur ulanglah.
Keinginan hati tetap ingin mempertahankannya, tapi dia sudah "tidak berguna" lagi,
maka daur ulanglah, cari sela untuk medapatkan "sensasi" yang lain,
"rasa" yang lain.
Karena tidak ada istilah sepah atau AMPAS untuk cinta dan kesetiaan.
(LBP)

Salam anget.



Share:

0 comments:

Post a Comment

Definition List

Unordered List

Support