Thursday, October 25, 2012

"Saya Dulu Hebat Lho..."

Banyak klien sudah saya jumpai, dengan berbagai karakter dan sifat.
Ada satu kesamaan pada klien sepuh yang berumur empat puluh tahun ke atas,
mereka senang berbicara tentang kejayaan masa lalunya,
bagaimana hebatnya mereka di masa lampau,
betapa suksesnya waktu itu,
atau begitu menariknya mereka sehingga mudah untuk mendapatkan lawan jenis.

Sedikit banyak saya bisa menebak kebenaran cerita mereka,
ada yang bercerita jujur apa adanya,
ada yang jujur namun sedikit dibumbui supaya menarik,
ada yang sedikit jujur dengan banyak bumbu agar tampak hebat,
dan ada juga yang sama sekali berbohong untuk menutupi kekurangannya saat itu.

Sangat manusiawi bila ingin tampak hebat di mata orang lain.
Kalau tidak mampu di saat ini, setidaknya di masa lalu.
Butuh suatu "pengakuan"  demi eksistensi diri.
Dengan cerita kejayaan itu, mungkin, bisa mendongkrak "cara pandang" orang terhadap dirinya.
Normal, saya yakin setiap orang punya kehausan untuk itu,
diakui atau tidak.

----------------------
Saya masih menyimak cerita sang klien disertai dengan raut muka kagum dan mulut, sedikit, menganga.
Kadang kala akting seperti itu diperlukan untuk profesi seperti saya.
Bukan bermaksud menipu atau menjilat klien, tapi merupakan bagian dari servis yang harus saya berikan.

"Jadi begitu, Leo, pimpinan  sekarang tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan sewaktu saya menjabat dulu yang banyak berkorban untuk anak buah..." sang klien menutup ceritanya dengan guratan senyum puas.

Saya ikut tersenyum, mulai mengatupkan mulut dan berdecak kagum.
Meskipun topeng, setidaknya saya memberikan hal positif, klien saya puas dan merasa eksis.
Semua ada harganya, kata saya dalam hati.

---------------------
Orang sukses akan mencari orang lain yang "kurang sukses" dalam kacamatanya, seperti saya misalnya, untuk menjadi pendengar kisah suksesnya,
karena kawan-kawan suksesnya, mungkin tidak akan pernah mau mendengarkannya, sama-sama berebut ingin saling berkisah tentang kisah suksesnya.

Orang tidak sukses akan mencari orang lain yang "lebih tidak sukses" dalam kacamatanya, seperti saya misalnya,
untuk menjadi pendengar dongeng suksesnya,
karena kawan-kawannya, mungkin, tahu bahwa sebenarnya dia tidak sesukses yang diceritakannya.

Seseorang menjadi hebat dan sukses karena sesuatu yang dilakukannya,
lalu kebetulan diakui orang lain.
Yang perlu Anda lakukan hanyalah menempa diri Anda sendiri,
dan lihatlah,
eksistensi dan pengakuan itu akan datang tanpa Anda sadari. (LBP)

Salam anget.







 
Share:

0 comments:

Post a Comment

Definition List

Unordered List

Support