Friday, March 30, 2012

Albert Einstein dan Tokoh Agama

APAKAH TUHAN MENCIPTAKAN KEJAHATAN?

Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada? Apakah kejahatan itu ada? Apakah Tuhan menciptakan kejahatan?
Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan ini,
“Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?”.
Seorang mahasiswa dengan berani menjawab,
 “Betul, Dia yang menciptakan semuanya”.
“Tuhan menciptakan semuanya?” Tanya professor sekali lagi.
“Ya, Pak, semuanya” kata mahasiswa tersebut.
Profesor itu menjawab,
“Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan.”
Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.
Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata,
“Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?”
“Tentu saja,” jawab si Profesor

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya,
“Profesor, apakah dingin itu ada?”
“Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?”
Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab,
“Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada.
Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.
Mahasiswa itu melanjutkan,
“Profesor, apakah gelap itu ada?”
Profesor itu menjawab,
“Tentu saja itu ada.”
Mahasiswa itu menjawab,
“Sekali lagi anda salah, Pak.Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.”

Akhirnya mahasiswa itu bertanya,
“Profesor, apakah kejahatan itu ada?”
Dengan bimbang professor itu menjawab,
“Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.”
Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab,
“Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kajahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya.”
Profesor itu terdiam.

Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Entah benar atau tidak cerita diatas sudah sangat banyak berseliweran baik di Blog pribadi, facebook dan segala macamnya. Dan sangat banyak orang (terutama umat beragama ditingkat akar rumput) yang meyakininya sebagai suatu kebenaran. Padahal sumber lain menyatakan bahwa Albert Einstein mengaku seorang Agnostic yang tidak percaya pada pribadi Allah.


Biasanya, kaum agamawan yang ingin dianggap kredibel, gemar mengutip tokoh-tokoh besar dunia sebagai payung legitimasi. Seakan-akan ingin menyatakan kepada orang lain bahwa: Albert Einstein saja percaya akan Allah, kenapa kalian tidak percaya?

Seperti seorang penjual ALAT PENYARING AIR di Mal-mal, yang memanfaatkan ASTRONOT yang terbang ke bulan minumnya air yang diolah dengan teknologi RO (Reverse Osmosis) sama dengan alat yang mereka dijual. Dan "UMAT DITINGKAT AKAR RUMPUT" (baca: Konsumen Awam) terpengaruh dengan Astronotnya lalu membeli alat pemurni air tersebut, supaya ingin dianggap sama seperti Astronot yang terbang ke bulan itu. Padahal mereka tidak sadar jika Astronot meminum air yang diproses dengan teknologi RO (Reverse Osmosis) karena tidak ada pilihan lain akibat sulitnya mendapatkan sumber air di luar angkasa. Sehingga air bekas mandi, cuci, bahkan kencing mereka sendiri harus di daur ulang menjadi air minum dengan teknologi RO (Reverse Osmosis).

Dengan kata lain, itulah strategi marketing murahan para pendakwah/pengkhotbah agama, yang laris manis bagi umat beragama di tingkat akar rumput. Tapi jadi bahan lelucon ketika "orang-orang berpikir" sedang istirahat diskusi sambil merokok.

Versi bahasa Inggris klik di sini 

By : Bung Turnip



Share:

0 comments:

Post a Comment

Definition List

Unordered List

Support