Wednesday, July 20, 2011

“Saya Hobi Memaki”


Saya sendiri lupa kapan tepatnya saya mulai memaki dan berbicara kotor.
Seingat saya, waktu kecil, ibu pernah mengolesi mulut saya dengan balsam ketika saya menirukan kata makian anak tetangga sebelah.
Sejak itu saya kapok memaki.

Berjalannya waktu ternyata saya makin pintar,
pintar memaki maksudnya.
Kalau sedang kesal, makian itu muncul.
Ketika berjalan dan kesandung batu, muncul lagi.
Berkonflik dengan orang, pasti muncul.
Anehnya ketika melihat sesuatu yang luar biasa, bukan kata pujian yang muncul,
tetapi kata makian sebagai wujud kekaguman.
Kalau tidak memaki berarti tidak hebat, tidak jantan.

Karena banyak belajar, membaca, bertemu orang –orang yang lebih bijak dibanding saya,
kebiasaan memaki itu lambat laun hilang,
meskipun kadang-kadang masih suka muncul.

Kata makian merupakan bagian dari pengungkapan perasaan dan emosi.
Hampir semua orang sepakat, ini adalah cara pengungkapan yang negatif.
Dan hampir semua orang sepakat pula, makian yang keluar dari mulut seseorang,
menentukan berada di kelas apa dia berada.

Hanya  orang yang kurang perbendaharaan katalah yang memaki
untuk mengungkapkan emosi,
seperti bayi belajar berbicara dan
seperti anjing yang hanya bisa mengonggong.
Dan hanya orang yang tidak bisa mengontrol mulutnyalah
yang  tidak bisa lepas dari kata-kata kotor.

Anda merasa terpelajar?
Anda merasa sebagai orang yang sopan?
Anda ingin dihargai?
Maka pilihlah setiap kata yang keluar dari mulut Anda.
Biarkanlah bibir Anda hanya berbicara perkataan baik yang tidak menyakiti perasaan orang lain.
Jangan hanya memilih apa yang masuk ke mulut,
tapi pilih juga  apa yang layak keluar dari mulut Anda.(LBP)

Salam anget



Share:

0 comments:

Post a Comment

Definition List

Unordered List

Support