Bahwa ada agama yang memperbolehkan poligami, tidak perlu kita perdebatkan.
Saya pernah mencintai seseorang wanita, cinta sekali.
Dan saya yakin dia pun mempunyai perasaan yang sama.
Kami menjalani hubungan serius beberapa tahun.
Semuanya berjalan dengan indah dan manis, bahkan lebih indah dari film India.
Setiap hari kami selalu bersama, tak terpisahkan.
Dimana ada saya, di situlah dia berada.
Karena suatu prinsip, kami akhirnya harus menyudahi hubungan ini, dengan terpaksa.
Sakit?
Tentu saja.
Coba saja Anda bayangkan sendiri bagaimana sakitnya.
Apalagi setelah dia menjalani hubungan dengan pria lain.
Sedangkan saya tetap sendiri. Saya tak bisa lepas dari bayangannya.
Suatu hari dia datang pada saya, menawarkan sesuatu yang tak dapat saya tolak,
menjadi pacar kedua.
Kenapa kedua?
Pacar pertamanya adalah seseorang yang akan dinikahinya.
Pacar kedua, saya, adalah seseorang yang dicintainya tapi tak bisa dinikahinya.
Bisa ditebak kejadian selanjutnya.
Malam minggu dan hari libur, dihabiskannya dengan pacar pertama.
Hari lain, hari kerja, hari yang mempunyai waktu pendek,
disempatkannya bersama saya.
Awalnya saya menerima dan menikmatinya.
Berjalannya waktu, saya tidak terima.
Sakit rasanya, saat weekend saya sendiri, membayangkan dia bersama orang lain.
Sakit rasanya, saat dia menerima telepon dari pacar pertamanya ketika sedang bersama saya.
Sakit rasanya, menjadi orang yang "dimadu".
Apa pendapat Anda tentang saya?
Pria bodoh yang mau jadi pacar simpanan?
Atau pria tegar yang rela berkorban atas nama cinta?
Atau pria naif yang oportunis?
Ini pengalaman pahit diduakan.
Seandainya saya wanita dan suami saya punya istri lain,
saya yakin, pasti lebih sakit lagi.
Anda pria?
Anda berminat untuk poligami?
Pikirkan bagaimana perasaan Anda bila istri Anda punya suami lain!
Anda wanita?
Relakah Anda dipoligami?
Relakah Anda berbagi suami dengan wanita lain?
Apa pendapat Anda tentang wanita yang mau dipoligami?
Wanita bodoh yang mau berbagi ranjang?
Atau wanita tegar yang rela berkorban atas nama cinta?
Atau wanita naif yang oportunis?
Apapun alasan poligami,
selalu ada pihak yang tersakiti.
Semoga bukan Anda yang menjadi orang tersakiti atau menyakiti atas nama poligami.(LBP)
Salam anget
saya laki-laki, gak pernah dan gak akan pernah rela istri saya ditiduri laki-laki lain.
ReplyDeleteSaya ga setuju ah poligami.
ReplyDeleteEnak bener laki-laki.
SAma saya juga seperti itu.
ReplyDeleteTapi kalau poligami setuju ndak?
To Mbak RIka.
ReplyDeleteYang enak bukan laki2nya mbak, tapi yang melakukan poligami itu yang enak...
Ga semua laki-laki melakukan dan menyukai poligami to....