Sunday, May 8, 2011

Saya Tidak Peduli Tuhan itu Ada atau Tidak

Ada satu pertanyaan yang menanggapi tulisan saya tentang eksistensi Tuhan dengan judul
Pentingkah Tuhan
"Jadi, dari mana Anda tahu kalau Tuhan itu eksis?"
Kalau mau jawaban jujur : Saya Tidak Tahu...

Kok tidak tahu?
Lah wong saya belum pernah ketemu Tuhan secara fisik kok. Mati aja belum pernah.
Dan tolong jangan langsung menghakimi saya bahwa iman saya dangkal.
Saya benar-benar tidak tahu.....

Tidak tahu kok bisa bilang Tuhan itu eksis?
Karena saya belajar. Saya mecari tahu lewat literatur dan agama.
Dari hasil pembelajaran, saya tarik kesimpulan bahwa Tuhan itu ada.

Buktinya apa kalau Tuhan itu ada?
Secara logika saya tidak bisa memberikan bukti.
Tuhan itu absurd dan imajiner, tidak bisa ditangkap dengan panca indera manusia.
Kalaupun ada kaum agamis yang memberikan bukti keberadaan Tuhan, saya rasa itu hanya bagian refleksi imannya saja yang disangkutkan dengan keberadaan Tuhan.

Contoh :
Saat perut lapar, si A berdoa pada Tuhan meminta rejeki dan agar dia tidak kelaparan. Tiba-tiba secara kebetulan temannya datang bawa makanan.
Karena si A "beriman" maka dia merasa bahwa Tuhan telah mendengarkan doanya.
Padahal kalau secara logika, itu hanya probabilitas, peluang, kebetulan saja.
Sama seperti kita melempar uang logam, bisa muncul angka atau gambar tanpa doa.

Dari contoh tersebut terbukti bahwa eksistensi Tuhan hanya dapat dipahami dengan iman, bukan dengan logika atau panca indera.

Karena Tuhan tidak jelas ada atau tidak, kenpa pula saya tetap beragama?
Saya ini manusia hidup to.
Manusia hidup itu butuh semangat, pengharapan, cita-cita.
Dan agama memberikan itu, memberikan janji-janji kalau kita setia mengikuti aturannya.
Dengan saya beragama, saya punya harapan dan semangat dalam menjalani hidup.
Tidak peduli Tuhan itu ada atau tidak.
Tidak peduli orang bilang saya sudah sakaw, kecanduan agama.
Tidak peduli bahwa saya telah memiliki harapan palsu.
Toh semua harapan manusia tdak semuanya menjadi kenyataan.
Saat ini saya tidak peduli.
Biarkan saja saya  terbuai mimpi dan harapan bahwa Tuhan itu ada.
Selama saya masih punya mimpi dan harapan, berarti saya hidup.
Hanya orang hidup yang memiliki harapan.

Biar waktu yang menjawab.
Saat saya mati akan terjawab semuanya,
apakah saya benar telah mempercayai Tuhan,
ataukah saya selama hidup telah dibodohi oleh dogma agama,
(LBP)

Salam Anget..
Share:

0 comments:

Post a Comment

Definition List

Unordered List

Support