Monday, December 14, 2015

Pelayanan Hotel Harus Bagaimana?

Setelah 15 menit, saya telpon lagi resepsionis hotel menanyakan mana makanan pesanan saya.
Dan jawabannya tetap sama,
"Sebentar, Pak. Masih disiapkan.."

45 menit kemudian, taksi yang menjemput saya datang.
Segera saya berkemas-kemas.
Saya telpon resepsionis untuk membatalkan pesanan makanan.
"Pak, makanannya sudah jadi, lagi diantar ke atas."


Benar, ketika saya keluar kamar untuk cek out, ada waiter yang datang mengantarkan makanan.
"Saya kan udh cancel. Kalian lama. Ini taksi udah jemput.
Saya mesti cek out."
"Pak.....ini makanan gimana? Siapa yang bayar. Nanti saya yang kena."
Muka waiter itu memelas.
"Terserah. Saya ga mau bayar. Lha saya ga makan. Udah saya cancel kan.
Kalian lama pelayanannya.
Saya udah haruh cek out. Nanti terlambat ke bandara."
Saya tetap tidak peduli dan meninggalkan waiter tersebut.
Cek out lalu menuju taksi.

Tamu adalah "raja".
Saya sudah pesan makanan lebih dari 45 menit, dan tidak segera tersedia.
Waktu saya tidak banyak. Saya terburu-buru.
Salah mereka tidak memberikan pelayanan maksimal ke tamu.
Hotel macam apa ini.

Tapi, lalu siapa yang harus menanggung tagihan pesanan saya?
Harga makanan itu mungkin terasa mahal buat mereka.
Kalau saja saya bersikap sedikit lebih rendah hati,
ada pilihan lain, tetap membayar makanan dan membungkusnya untuk sarapan.
Ternyata saya memilih untuk bersikap congkak dan mengedepankan ego.
Saya merasa bagai raja yang harus dilayani maksimal tanpa memikirkan orang lain.

Adakah kebanggaan dengan berlaku tegas?
Mungkin memang posisi saya sebagai tamu benar.
Tapi tetap saja ada yang dirugikan dengan benarnya saya.
Mungkin sedikit toleransi membuat waiter tersebut tidak perlu membayar tagihan saya.

Ada suatu prinsip benar yang harus Anda pertahankan.
Dan ada pula hal lain yang memang benar tapi masih bisa ditoleransi demi kebaikan orang lain dengan sedikit menekan ego Anda.
(LBP)

Salam anget
Share:

0 comments:

Post a Comment

Definition List

Unordered List

Support