Tuesday, July 15, 2014

Benarkah Ashkenazi Bukan Yahudi Asli Keturunan Israel? (2)

1374644829791500935
Peta Khazaria zaman dulu fotofreewebs.com

Selain surat menyurat antara Hasdai Ibnu Shaprut dan Raja Joseph Ben Aaron, Koestler juga membahas tentang karakteristik bangsa Khazar yang merupakan campuran bangsa Eropa dan Asia. Sebagian besar berkulit putih, tinggi, rambut pirang atau merah, mata kecil (sipit) dan berwarna biru. Kata Khazar sendiri berasal dari bahasa Turki yang artinya pengembara atau nomad. Bangsa Khazar termasuk bangsa yang kuat, tangguh, suka berperang dan ditakuti oleh bangsa-bangsa lain disekitarnya.

Tak lama setelah nabi Muhammad meninggal terjadi perang antara bangsa Arab dan bangsa Khazar yaitu pada tahun 642 dan tahun 652. Tapi kedua perang itu dimenangkan oleh bangsa Khazar bahkan pada peperangan yang kedua bangsa Arab menderita kekalahan yang telak konon 4000 prajuritnya tewas termasuk pemimpinya, Abdal Rahman Ibnu Rabiah.

Pada tahun 722-737 dimasa pemerintahan Khalifah Marwan II terjadi lagi peperangan antara bangsa Arab dan bangsa Khazar yang dipimpin oleh Jendral Maslamah Ibnu Abdul Malik. Perang kali ini dimenangkan oleh bangsa Arab dan Khalifah Marwan saat itu menawarkan raja Khazar untuk masuk Islam. Tapi karena posisi kerajaannya diapit oleh dua kekuatan besar Islam dan Kristen, raja Khazar saat itu tidak bisa memilih salah satu dari kedua agama itu. Kebetulan di Khazaria saat itu ada komunitas kecil bangsa Yahudi. Setelah diskusi dengan ketiga pemuka agama tersebut, tahun 740 raja Khazar memutuskan untuk memilih agama Yahudi.

Ada kemungkinan raja Khazar memilih agama Yahudi untuk menjaga netralitas dan taktik politik karena posisinya yang terjepit diantara dua kekuatan besar Kristen dan Islam. Pada tahun 740 diperkirakan jumlah penduduk Khazar saat itu 1,4 juta dan bangsa Yahudi sekitar 50.000 orang. Inilah salah satu jawaban kenapa tiba-tiba bangsa Yahudi yang jumlahnya sangat sedikit, tiba-tiba jumlahnya mencapai jutaan saat perang dunia kedua karena mereka sudah bercampur dengan bangsa Khazar.

1374646711393582168
Ilustrasi bangsa Viking dengan 2 tanduk dikepala dan senjata khasnya, kapak foto wallpaperup.com

Koestler juga menceritakan beberapa orang yang pernah mengembara hingga ke Khazaria misalnya utusan kaisar Romawi Priscus, Al Masudi, Rabbi Petachia, Ahmad Ibn Fadlan, dll. Tapi yang paling menarik adalah kisah perjalanan Ahmad Ibnu Fadlan (Juni 921-Mei 922) yang mendapat porsi lebih banyak dibukunya dibanding yang lain. Pada saat itu bangsa Bulgar mengirim surat pada Khalifah untuk meminta diajarkan Islam dan membangun dinding penghalang antara bangsa Khazar dan bangsa Bulgar karena bangsa Khazar sering membuat onar dan menganggu bangsa Bulgar. Lalu Khalifah mengutus Ahmad Ibnu Fadlan untuk mengajarkan Islam dan melindungi Bangsa Bulgar dari serangan bangsa Khazar.

Catatan perjalanan Ahmad Ibnu Fadlan ini menarik untuk disimak karena mirip kisah Zulqarnayn dan Ya’juj Ma’juj. Ahmad Ibnu Fadlan menceritakan bahwa dia pernah bertemu dengan suku bangsa yang bahasanya sulit dimengerti bagaikan katak sedang bicara. Bertemu bangsa Viking yang memakai hiasan dua tanduk dikepalanya dan menyaksikan penguburan raja Viking lengkap dengan kapalnya.

Ibnu Fadlan juga mengisahkan bagaimana dia mengajarkan Islam pada bangsa Bulgar dan bangsa-bangsa disekitarnya. Ada kisah lucu ketika salah satu bangsa bertanya padanya, “Bagaimana caranya masuk Islam?” Ibnu Fadlan menjawab, cukup mengucapkan” Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad utusan Allah!” Jawaban Ibnu Fadlan itu disambut tertawa bangsa itu, mereka menjawab,“Jika semudah itu kami akan melakukannya!”. Diceritakan juga bahwa raja Khazar saat itu yang disebut Great Kagan, punya 25 istri dan 83 selir dan berbagai kisah lainnya. Pada saat Ibnu Fadlan singgah di Khazaria, Raja dan seluruh penduduknya sudah menganut agama Yahudi.

Sementara itu disisi lain Bangsa Viking yang berasal dari Scandinavia yang juga dikenal dengan sebutan bangsa “Rhos” atau “Varangians”, semakin lama semakin kuat dan terus menerus memperluas wilayah kekuasaanya. Pada tahun 833 Kagan Khazar mengirim utusan ke kaisar Roma, Theohilus untuk minta bantuan membangun benteng disekitar kerajaan Khazaria untuk menahan serangan bangsa Viking. Benteng itu terkenal dengan sebutan Sarkel dan menjadi peninggalan sejarah bangsa Khazar.

13746469272055148451
Sarkel foto Khazaria.com

Saat Sarkel dibangun, bangsa Viking terus berperang menaklukan wilayah baru mulai dari Irlandia, Normandia, sebagian Paris dan Jerman hingga daerah sekitar laut hitam dan laut Caspia. Setelah menyebrangi Baltic dan teluk Finlandia mereka menemukan tempat untuk menetap di Novgorov. Setelah menetap dan berkembang biak pada abad ke 10 nama Rhos berubah menjadi Russia. Bangsa ini meniru cara bangsa Khazar dalam menamai Rajanya karena mereka punya raja yang dinamai Kagan Rus.

Pada tahun 965 kerajaan Rusia menyerang kerajaan Khazar dan bangsa Khazar kalah dalam peperangan itu. Hancurlah kejayaan bangsa Khazar dan akibat dari perang itu banyak bangsa Khazar bermigrasi ke Hungaria, Polandia, Rusia dan negara Eropa lainnya.

Selain banyak mengisahkan sejarah bangsa Khazar dan beberapa bangsa lain. Yang paling menarik adalah, di buku Koestler ini menceritakan tentang seorang Yahudi Khazar pada abad 12 bernama Solomon Ben Duji yang didukung oleh anaknya Menahem ben Solomon, Mereka mengirim surat pada seluruh bangsa Yahudi disekitarnya yang menyatakan bahwa saatnya telah tiba. Tuhan akan membimbing Israel untuk menuju Jerusalem. Menahem merubah namanya jadi David Alroy, selain berambisi untuk menggiring bangsa Yahudi kembali ke Jerusalem, David dikenal memiliki kemampuan supranatural. Dia mulai mengumpulkan pasukan untuk menyerbu tanah suci Jerusalem.

Tapi sebagian rabbi tidak setuju dengan David. Suatu malam David Alroy diracuni oleh mertuanya sendiri. Tapi gerakan yang diprakarsai David ternyata tidak musnah. Ketika Benyamin Tulledo berkelana ke Persia 20 tahun kemudian, kisah David Alroy ini sering diceritakan dikalangan Yahudi konon symbol bintang yang menjadi symbol bendera Israel saat ini adalah tanda untuk menghormati David Alroy.

Koestler mengakhiri bukunya dengan kalimat (*terjemahan), 
“Saya sadar buku ini bisa menimbukan salah interpretasi dan dianggap menolak keberadaan negara Israel. Negara israel berdiri bukan berdasarkan perjanjian antara Tuhan dan Abraham atau asal usul bangsa Yahudi, tapi berdasarkan keputusan sah Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1947 tentang pembagian wilayah Palestina. Apakah kromosom rakyatnya mengandung gen dari Khazar atau Semit, asal Romawi atau Spanyol,  hal itu sudah tidak relevan dan tidak dapat mempengaruhi hak Israel untuk eksis. Keberadaan Israel sudah tidak bisa diganggu gugat, kecuali dengan Genocide!” 

Itulah sebagian kisah yang tertulis dalam buku “The Thirteenth Tribe” karya Arthur Koestler. Untuk membaca buku lengkapnya silahkan klik link ini

Benarkah Ashkenazi Bukan Yahudi Asli Keturunan Israel? (1)


Sumber
Ansara http://sejarah.kompasiana.com/2013/07/24/benarkah-ashkenazi-bukan-yahudi-asli-keturunan-israel-2-576243.html
Share:

0 comments:

Post a Comment

Definition List

Unordered List

Support